Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi obat-obatan (freepik.com/Pixabay)
Ilustrasi obat-obatan (freepik.com/Pixabay)

Intinya sih...

  • Trump menerapkan tarif 100 persen untuk obat impor.

  • Inggris bisa terkena tarif penuh 100 persen jika perusahaan farmasi tidak membangun fasilitas produksi di AS.

  • Pengumuman Trump menyebabkan harga saham beberapa perusahaan farmasi global turun secara signifikan di pasar Asia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan rencana penerapan tarif 100 persen atas impor produk farmasi bermerek dan dipatenkan ke AS yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang tidak membangun fasilitas manufaktur di AS. Kebijakan ini diumumkan pada Kamis (25/9/2025), kemudian mulai berlaku efektif pada 1 Oktober 2025.

Trump menegaskan bahwa perusahaan yang sedang membangun pabrik manufaktur di AS, yang didefinisikan sebagai sudah memulai pembangunan atau sedang dalam konstruksi, akan dibebaskan dari tarif ini.

1. Penerapan tarif 100 persen farmasi untuk Inggris dan kondisi pengecualian

Sumber dari Reuters melaporkan bahwa Inggris bisa terkena tarif penuh 100 persen untuk produk farmasi impor ke AS jika perusahaan farmasi Inggris tidak membangun fasilitas produksi di AS. Trump memang telah menetapkan kebijakan ini sebagai bagian dari strategi pemerintahannya untuk mendorong produksi obat dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan internasional.

"Kami menyadari kekhawatiran yang muncul di industri, oleh sebab itu kami telah aktif berkomunikasi dengan pihak AS dan akan terus melakukan upaya dalam beberapa hari ke depan," ujar juru bicara pemerintah Inggris, dilansir Al Jazeera.

2. Dampak kebijakan terhadap perusahaan farmasi dan pasar

Pengumuman Trump menyebabkan harga saham beberapa perusahaan farmasi global turun secara signifikan di pasar Asia, mencerminkan kekhawatiran investor atas dampak tarif ini terhadap bisnis mereka. Misalnya, saham perusahaan farmasi Jepang seperti Chugai dan Sumitomo Pharma mengalami penurunan masing-masing lebih dari 5 persen.

"Banyak perusahaan farmasi utama dunia sudah memiliki atau berencana membangun produksi di AS, sehingga dampak tarif ini mungkin tidak sebesar yang diperkirakan," ujar Neil Shearing, kepala ekonom di Capital Economics, dikutip BBC.

Namun, kekhawatiran tetap ada tentang bagaimana tarif ini dapat meningkatkan biaya obat bagi konsumen AS.

3. Posisi Inggris dan investasi farmasi terkait kebijakan tarif AS

Inggris menyatakan tengah mendesak AS untuk mempertimbangkan kembali tarif ini dalam rangka mencari hasil yang bersahabat. Inggris sebelumnya menandatangani perjanjian perdagangan dengan AS pada Mei 2025, namun detail mengenai tarif farmasi belum final dan tetap menjadi bahan negosiasi.

"Perusahaan farmasi top Inggris telah berjanji berinvestasi besar di AS, termasuk di bidang manufaktur, yang harusnya memberi perlindungan terhadap tarif baru ini," kata William Bain, kepala kebijakan perdagangan di British Chambers of Commerce.

Misalnya, AstraZeneca dan GlaxoSmithKline sudah memiliki pabrik di AS dan berencana melakukan investasi besar untuk memperluas produksi mereka di sana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team