Trump Umumkan Investigasi Besar untuk Tarif Impor Mebel AS
- Investigasi tarif bisa menjadi dasar hukum untuk menaikkan tarif impor mebel di AS berdasarkan Undang-undang Keamanan Nasional Seksi 232.
- Impor mebel AS mencapai sekitar 25,5 miliar dolar AS pada 2024, naik 7 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan dominasi impor berasal dari Vietnam dan China.
- Tarif impor telah menyebabkan kenaikan harga konsumen hingga 0,7 persen pada Juli 2025 untuk kategori perabot rumah tangga.
Jakarta, IDN Times - Presiden Donald Trump mengumumkan pemerintahannya sedang melakukan investigasi tarif besar-besaran terhadap impor mebel yang masuk ke Amerika Serikat (AS). Langkah ini diperkirakan akan mengakibatkan kenaikan bea masuk pada sektor mebel yang sudah lebih dulu mengalami peningkatan harga akibat tarif sebelumnya.
Trump menambahkan, investigasi ini akan selesai dalam waktu 50 hari ke depan dan bertujuan menghidupkan kembali industri mebel di beberapa negara bagian AS, seperti North Carolina, South Carolina, dan Michigan.
1. Investigasi tarif dan dampaknya pada harga mebel
Presiden Trump mengumumkan, investigasi tarif yang sedang berlangsung bisa menjadi dasar hukum untuk menaikkan tarif impor mebel di AS. Sekretariat Gedung Putih mengonfirmasi investigasi ini dijalankan berdasarkan Undang-undang Keamanan Nasional Seksi 232. Investigasi ini merupakan kelanjutan dari upaya pemerintah AS untuk membatasi impor produk tertentu demi keamanan nasional dan perlindungan industri dalam negeri.
Data resmi menunjukkan impor mebel AS pada 2024 mencapai sekitar 25,5 miliar dolar AS (Rp416,6 triliun), naik 7 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan dominasi impor berasal dari Vietnam dan China. Lonjakan tarif impor juga telah menyebabkan kenaikan harga konsumen hingga 0,7 persen pada Juli 2025 untuk kategori perabot rumah tangga. Sebelumnya, harga mebel kantor, rekreasi, dan luar ruangan mengalami kenaikan signifikan sejak Mei hingga Juli tahun ini.
"Akan ada tarif atas produk mebel yang masuk ke negara kita. Ini akan mengembalikan industri mebel ke negara-negara bagian kita," kata Trump dalam pernyataannya di Truth Social.
2. Respons pasar dan reaksi industri mebel di AS
Pengumuman Trump langsung berdampak negatif pada saham beberapa perusahaan ritel mebel besar di AS seperti RH (Restoration Hardware), Wayfair, dan Williams-Sonoma yang turun tajam di perdagangan setelah jam kerja. Wayfair terutama sangat tergantung pada impor mebel, sementara RH dan Williams-Sonoma mencoba mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan luar negeri.
Namun, saham La-Z-Boy yang mayoritas produksinya berada di dalam negeri malah mengalami kenaikan setelah berita pengumuman tersebut. Organisasi industri seperti American Home Furnishings Alliance menyatakan kekhawatiran tarif ini tidak akan memulihkan produksi mebel di AS secara signifikan, dan justru bisa merugikan pabrikan yang masih beroperasi di dalam negeri.
"Tidak ada hubungan logis antara impor produk kayu untuk mebel dan keamanan nasional. Tarif tidak akan mengembalikan produksi mebel AS ke tingkat sebelumnya," ujar seorang juru bicara American Home Furnishings Alliance (AHFA), dikutip Fox Business.
3. Konteks kebijakan tarif dan strategi perdagangan AS
Pengumuman investigasi tarif terhadap mebel ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas oleh pemerintahan Trump untuk menaikkan tarif impor pada berbagai produk, termasuk tembaga, semikonduktor, dan farmasi, seperti yang terlihat sepanjang tahun 2025. Pada Juli 2025 saja, penerimaan dari tarif impor mencapai rekor lebih dari 29 miliar dolar AS (Rp473,8 triliun).
Trump menyatakan kebijakan tarifnya telah menurunkan defisit anggaran dan membawa keuntungan ekonomi. Trump juga menyebut kebijakan tarif akan menghidupkan kembali industri mebel di banyak negara bagian seluruh negeri. Pemerintahannya berharap tarif baru ini akan mendukung pemulihan manufaktur domestik dan mengurangi defisit perdagangan AS.
Namun, beberapa pihak menilai bahwa investigasi berdasarkan alasan keamanan nasional terhadap produk mebel kontroversial karena belum ada bukti yang jelas hubungannya dengan keamanan. Sebelum ini, AS sudah menjalankan berbagai investigasi keamanan nasional terkait impor semikonduktor, logam, dan turbin angin.
