Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah berhasil menguat 27 poin atau 0,17 persen ke Rp16.190 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat (10/1/2025) sore.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.217 per dolar AS. Adapun rupiah dibuka di level Rp16.212 per dolar AS dan sepanjang hari bergerak dalam rentang Rp16.174,50 hingga Rp16.224 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah mencatat penguatan terhadap dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI). Pada Jumat (10/1), rupiah tercatat di level Rp16.194 per dolar AS, menguat 44 poin dibandingkan posisi sehari sebelumnya di Rp16.238 per dolar AS.
Jisdor adalah kurs referensi harian yang dirilis oleh BI untuk mencerminkan nilai rata-rata transaksi antarbank dalam pasar valuta asing di Indonesia.
Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan pasar tengah mencermati data penggajian nonpertanian (Non-Farm Payrolls/NFP) AS untuk Desember, yang akan dirilis Jumat.
"Pasar gelisah menjelang data penggajian nonpertanian untuk bulan Desember," ujarnya.
Data tersebut menjadi acuan penting untuk prospek suku bunga AS, mengingat laporan penggajian selama setahun terakhir sering kali melampaui ekspektasi, mencerminkan kekuatan pasar tenaga kerja.
Ibrahim menjelaskan, ketahanan pasar tenaga kerja memberi Federal Reserve (The Fed) ruang untuk lebih hati-hati dalam mempertimbangkan pemangkasan suku bunga di masa mendatang.
Ibrahim memaparkan pada perdagangan akhir pekan, rupiah menguat 27 poin, meskipun sempat menguat hingga 30 poin. Rupiah ditutup di level Rp16.190 per dolar AS, naik dari posisi sebelumnya di Rp16.217 per dolar AS.
Untuk perdagangan Senin depan, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif, namun berpotensi ditutup menguat di kisaran Rp16.130 hingga Rp16.200 per dolar AS.