Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petani memanen gabah di sawahnya di kawasan Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan. (IDN Times/Prayugo Utomo)
Petani memanen gabah di sawahnya di kawasan Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Intinya sih...

  • Perum Bulog memastikan tebus gabah petani Rp6.500 per kg
  • Bulog menyerap lebih dari 800 ribu ton setara beras, capaian tertinggi dalam satu dekade terakhir
  • Upaya penyerapan gabah mencapai target 3 juta ton pada 2025 dengan program jemput gabah dan keterlibatan Babinsa serta PPL
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perum Bulog memastikan bakal membeli hasil panen petani pada musim panen raya padi dengan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah Rp6.500 per kilogram.

Adapun pada musim panen raya padi di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota, Perum Bulog telah menyerap lebih dari 800 ribu ton setara beras yang merupakan capaian tertinggi dalam satu dekade terakhir.

"Pencapaian Perum Bulog bukan hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani, namun juga berkontribusi pada pencapaian Asta Cita Presiden Prabowo, swasembada pangan. Pemerintah mengapresiasi Bulog yang telah mengawal implementasi kebijakan pro petani Presiden sehingga kita dapat memutus praktek-praktek yang memiskinkan petani,” tutur Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan bidang Pangan dan Pertanian, Prita Laura dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Kamis (10/4/2025).

1. Upaya Perum Bulog serap target 3 juta ton gabah dalam negeri

Dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional dan mendukung kesejahteraan petani, Perum BULOG terus mempercepat proses penyerapan gabah dan beras dari hasil panen petani di seluruh Indonesia.  (Dok. BULOG)

Beragam upaya dilakukan oleh Perum Bulog guna memastikan penyerapan gabah dalam negeri mencapai target 3 juta ton pada 2025.

Upaya-upaya itu antara lain dengan program jemput gabah lewat kerja sama dengan TNI AD, khususnya Babinsa untuk dapat membantu memonitor panen.

Dengan begitu, petani mendapatkan harga gabah sesuai HPP yang telah ditetapkan, yaitu Rp6.500 per kilogram.

2. Petani senang dengan Tim Jemput Gabah Perum Bulog

Bulog DIY membeli gabah kering panen dari petani di Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Para petani pun mengaku terbantu dengan Tim Jemput Gabah Perum Bulog yang memiliki pengetahuan terhadap jaringan koordinasi hingga level kecamatan tiap daerah.

Petani juga mengakui keterlibatan Babinsa dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) merupakan kombinasi yang baik dalam membantu memperoleh informasi terkait update titik panen di wilayah kerja yang bersangkutan.

“Kami sebagai petani tentunya merasa senang dengan kepastian pembelian HPP R 6.500 per kilogram dari Perum BULOG dalam kondisi gabah kering maupun basah. Hal ini sangat membantu kesejahteraan petani yang selama ini suka dirugikan oleh ulah tengkulak,” ujar Ketua Komunitas Petani Muda Keren (PMK), AA Gede Agung Wedhatama.

3. Jaminan HPP katalis peningkatan konsumsi rumah tangga

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024 menunjukkan, konsumsi rumah tangga sebesar 54,04 persen menjadi penopang utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Adapun dengan peningkatan kesejahteraan petani dianggap bisa memberikan dampak yang signifikan bagi PDB Indonesia.

“Kebijakan jaminan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang dilakukan oleh pemerintah juga mendorong sebagai katalis peningkatan konsumsi rumah tangga para petani, sehingga membantu mendorong roda perekonomian Indonesia di tengah kondisi geopolitik dunia yang dinamis,” ucap Peneliti Ahli Utama dan Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erizal Jamal.

Untuk diketahui, saat ini Cadangan Beras Pemerintah (CBP) telah berada di atas 2 juta ton. Sementara pada musim panen raya, Perum Bulog diprediksi dapat menyerap secara maksimal sebesar 2,1 juta ton dari penggilingan padi dan 900 ribu ton dari petani.

Editorial Team