Kurs Rupiah di 11 Bank Besar Indonesia Kamis 16 April

Rupiah melemah lagi meski sempat menguat Rabu kemarin

Jakarta, IDN Times - Penguatan rupiah terhadap dolar AS yang terjadi pada Rabu (15/4) ternyata tak berlanjut pada perdagangan mata uang Garuda di pasar spor antarbank Jakarta, Kamis (16/4).

Sejak perdagangan dibuka, pukul 09.00 WIB, data RTI menunjukkan rupiah sudah melemah ke posisi Rp15.705 per dolar AS, dibandingkan penutupan sehari sebelumnya di angka Rp15.565 per dolar AS. Pelemahan masih terus terjadi hingga pukul 13.08 WIB, di mana rupiah berada di posisi Rp15.700 per dolar AS.

1. Kurs jual beli di 11 bank nasional

Kurs Rupiah di 11 Bank Besar Indonesia Kamis 16 AprilIlustrasi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Baca Juga: Gubernur BI Semakin Pede Rupiah Bisa Tembus Rp15.000 di Akhir Tahun

Pelemahan rupiah mempengaruhi jual beli dolar AS di sebelas bank besar nasional hari ini. Bank-bank menetapkan kurs bank notes bervariasi. Berikut datanya:

Bank BCA: Rp15.350 (beli) dan Rp15.850 (jual)
Bank Mayapada: Rp15.050 (beli) dan Rp15.970 (jual)
Bank BNI: Rp15.450 (beli) dan Rp15.950 (jual)
Bank Mandiri: Rp15.550 (beli) dan Rp15.950 (jual)
Bank CIMB Niaga: Rp15.480 (beli) dan Rp16.080 (jual)
Bank OCBC NISP: Rp15.585 (beli) dan Rp15.885 (jual)
BRI: Rp15.545 (beli) dan Rp16.015 (jual)
Bank Permata: Rp15.425 (beli) dan Rp15.975 (jual)
Bank Mega: Rp15.310 (beli) dan Rp16.090 (jual)
Bank Danamon: Rp15.478 (beli) dan Rp16.078 (jual)
BTN: Rp15.967 (beli) dan Rp16.617 (jual)

2. Kurs transaksi di Bank Indonesia

Kurs Rupiah di 11 Bank Besar Indonesia Kamis 16 AprilKantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim di Jalan Gajah Mada, Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Sementara Bank Indonesia hari ini menetapkan kurs transaksi di angka Rp15.708 per dolar AS untuk beli dan Rp15.865 per dolar AS untuk jual. Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) ditetapkan di level Rp15.787 per dolar AS.

Ketidakpastian pandemik virus corona atau COVID-19 kapan akan berakhir masih mempengaruhi pasar global dan tanah air, sehingga investor berburu dolar sebagai mata uang safe haven. Dan, ini membuat mata uang negeri Paman Sam terus menguat meski data perekonomian di negara itu memburuk.

3. Buruknya data ekonomi bikin sentimen negatif di kalangan pelaku pasar

Kurs Rupiah di 11 Bank Besar Indonesia Kamis 16 AprilIlustrasi pegawai pabrik. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

"Sentimen negatif kembali menghampiri pasar keuangan pagi ini setelah pelaku pasar melihat data ekonomi AS yaitu data penjualan ritel bulan Maret turun dalam 8,7 persen, penurunan terdalam sejak 1992, dan indeks aktivitas manufaktur di wilayah New York juga terjun bebas 78,2," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Kamis.

Laporan Bank Sentral AS The Federal Reserve (Fed) juga menunjukkan perekonomian terbesar dunia tersebut akan semakin memburuk kondisi ekonominya ke depan, termasuk tingkat pengangguran akan terus naik, akibat terhentinya aktivitas ekonomi karena wabah.

Baca Juga: BI: Cadangan Devisa Tergerus untuk Menstabilkan Rupiah

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya