Temuan Harta Karun di Sepanjang MRT HI-Kota, Terakota sampai Rel Trem

Area cagar budaya membuat waktu pembangunan MRT lebih lama

Jakarta, IDN Times - PT MRT Jakarta baru merampungkan 25 persen pembangunan jalur Fase 2A antara Bundaran Hotel Indonesia hingga Kota. Butuh waktu 7-9 tahun untuk menyelesaikan seluruh pembangunan jalur sepanjang 5,8 km tersebut. 

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Weni Maulina mengakui, pembangunan Fase 2A yang terbagi dalam dua segmen, Bundaran HI-Harmoni dan Harmoni-Kota, memang memakan waktu lebih lama dibandingkan pembangunan MRT Fase 1 Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia. 

"Tantanganya cukup banyak dibanding pembangunan dulu (Fase 1), sebab kita banyak ketemu area cagar budaya," kata Weni dalam penjelasannya, Selasa 15 Agustus 2023.

Fase 2A sendiri rencananya akan melalui enam stasiun bawah tanah, yakni Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.

1. Melewati empat gedung cagar budaya, termasuk Istana Negara

Temuan Harta Karun di Sepanjang MRT HI-Kota, Terakota sampai Rel TremGedung-gedung yang berlokasi di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat (IDN Times/Besse Fadhilah)

Menurut Weni, sedikitnya ada empat gedung yang masuk cagar budaya dan obyek vital nasional di jalur Fase 2A, mulai dari Gedung Bank Indonesia, Istana Negara, Gedung Arsip Nasional, hingga kawasan Benteng di area Kota Tua. Karena itu, penangannya pun harus melibatkan pihak terkait seperti Dinas Cagar Budaya hingga Sekretariat Negara.

"Dulu kita koordinasi dengan pihak Setneg, bahkan ke Cilangkap (Mabes TNI), paparan di sana untuk mendapatkan izin membangun di sekitar Monas. Kita dapat izin dengan catatan ada pengamanan secara struktural, termasuk pengamanan dari ledakan," kata Weni.

Dibantu tenaga ahli PUPR, Weni menjelaskan akhirnya didapat desain yang sesuai, tunel dibuat berbelok, sehingga tidak sampai memasuki pagar Istana Negara. Namun tetap ada penguatan berupa dinding tambahan untuk pengamanan pagar Istana di kawasan Jalan Majapahit.

"Jadi tunel kita dari Stasiun Monas berbelok dikit ke arah Stasiun Harmoni, itu dari segi objek vital nasional. Bentuk pengamanannya berkoordinasi dengan pihak pemerintah. Lebih ke utara, kita temukan cagar budaya. Tantangannya kita koordinasi dengan Dinas Kebudayaan, tim ahli cagar budaya, bahkan Tim Sidang Pemugaran terkait apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan di area utara," dia menjelaskan.

Baca Juga: Progres Sudah 25 Persen, MRT HI-Kota Baru Bisa Dinikmati 6 Tahun Lagi

2. Temuan harta karun, mulai rel trem sampai piring peninggalan Belanda

Temuan Harta Karun di Sepanjang MRT HI-Kota, Terakota sampai Rel TremDirektur Konstruksi PT MRT Jakarta Weni Maulina saat memaparkan progres pembangunan MRT Fase 2A, Selasa (15/8/2023). (IDN Times/Umi Kalsum)

Sebab di kedalaman 1-3 meter ditemukan benda-benda peninggalan sejarah. Di antara yang ditemukan adalah rel trem yang dibangun tahun 1869. Diketahui trem di kawasan Jalan Gadjah Mada-Hayam Wuruk, yang dulunya pusat kota Batavia berhenti beroperasi di tahun 1935-an. Rel trem ini, kata Weni, ditemukan di kedalaman 1-2 meter dari permukaan tanah.

Temuan lainnya berupa saluran air tua yang disebut terakota. Saluran air ini ditemukan di wilayah Pintu Besar Selatan, saat ini di sekitar kawasan Pancoran Tea House. Saluran ini ditemukan di kedalaman 2-3 meter.

"Ada juga ornamen-ornamen berupa piring-piring dari peninggalan zaman Belanda yang kami kumpulkan," kata Weni.

3. Temuan diserahkan ke Dinas Budaya dan dipajang di Stasiun Kota

Temuan Harta Karun di Sepanjang MRT HI-Kota, Terakota sampai Rel TremIlustrasi MRT Jakarta. (IDN Times/Gregorius Aryodamar)

Untuk temuan cagar budaya ini, Weni menambahkan, pihaknya berkordinasi dengan Dinas Kebudayaan, tim ahli cagar budaya, bahkan tim sidang pemugaran berkaitan dengan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

"Termasuk penanganannya, bukan berarti lalu kita ambil temuan begitu saja, sebab ada prosedurnya, dengan prosedur arkeologi," ujar dia.

Kontraktor Fase 2A pun melengkapi timnya dengan ahli arkeologi agar saat mengangkat temuan-temuan bersejarah itu tidak mengalami kerusakan. "Temuan-temuan tersebut sudah kita pajang sementara di area Kota Tua," kata Weni.

Karena wilayah yang sangat sensitif ini, tidak heran jika pembangunan MRT Fase 2A jauh lebih lama dibandingkan Fase 1. "Sebab begitu ada temuan, berhenti, ambil. Tapi ini sudah kita prediksi," katanya.

Baca Juga: 11 Potret Jembatan Raksasa Sepanjang 260 Meter, Penghubung LRT dan MRT

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya