ilustrasi bendera Rusia (unsplash.com/Egor Filin)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyambut baik sanksi baru ini dan menganggapnya tepat waktu. Ia melihat kebijakan tersebut sebagai respons atas serangan Rusia yang meningkat ke berbagai kota dan desa Ukraina.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut sanksi tersebut sebagai langkah ilegal.
“Kami telah berulang kali mengatakan bahwa kami menganggap pembatasan sepihak seperti ini ilegal, kami menentangnya,” katanya. Ia menambahkan bahwa Rusia telah terbiasa hidup di bawah tekanan sanksi.
Pemerintah Inggris mengklaim telah menjatuhkan sanksi pada lebih dari 250 kapal yang terlibat dalam pengangkutan energi milik Rusia. Inggris juga berkomitmen memberi bantuan militer senilai 3 miliar pound sterling per tahun kepada Ukraina selama dibutuhkan, dan ikut menjatuhkan sanksi terhadap operasi intelijen Rusia yang dianggap menebar kekacauan atas perintah Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, juga memberi dukungan terhadap langkah ini.
“Saya menyambut baik kesepakatan atas paket sanksi ke-18 kami terhadap Rusia,” katanya dalam pernyataan kepada CNBC International.
Sanksi terbaru ini juga menyasar kilang terbesar milik perusahaan minyak Rusia, Rosneft, yang berlokasi di India, karena Rusia kini lebih banyak mengekspor ke China dan India. Senator AS, Lindsey Graham, bahkan mengusulkan tindakan terhadap negara-negara yang masih membeli minyak Rusia agar Trump memiliki “palu godam kongres” untuk menghentikan perang.