Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Jepang (unsplash.com/Roméo A.)
Bendera Jepang (unsplash.com/Roméo A.)

Intinya sih...

  • Upah nominal dan riil pekerja Jepang naik 4,1 persen dan 0,5 persen pada Juli 2025, tercepat sejak Desember 2024. Bonus musim panas juga meningkat 7,9 persen, mendukung kenaikan penghasilan rata-rata.

  • Gubernur Bank of Japan menyambut positif pertumbuhan upah yang menyebar ke sektor lebih luas. Data ini memperkuat argumen untuk mempertimbangkan penyesuaian suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.

  • Tingkat inflasi tahunan Jepang mencapai 3,6 persen, di atas target inflasi Bank of Japan. Meskipun upah riil naik, tekanan inflasi masih membebani daya beli konsumen.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Upah nominal pekerja di Jepang meningkat paling tinggi dalam tujuh bulan terakhir. Selain itu, upah riil juga naik untuk pertama kalinya sepanjang tahun ini.

Perkembangan ini menjadi dorongan bagi Bank of Japan untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Kenaikan upah nominal sebesar 4,1 persen pada Juli 2025 dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalahkan perkiraan ekonom yang hanya memproyeksikan kenaikan 3 persen. Sementara itu, upah riil yang sudah disesuaikan dengan inflasi juga naik 0,5 persen untuk pertama kalinya sejak Desember 2024, menunjukkan peningkatan daya beli rumah tangga.

1. Kenaikan upah nominal dan riil di Juli 2025

Ilustrasi upah atau tunjangan karyawan (pexels.com/@karolina-grabowska)

Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang melaporkan data upah nominal yang naik 4,1 persen pada Juli 2025 dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini merupakan yang tercepat sejak Desember 2024 dan naik dari revisi sebelumnya sebesar 3,1 persen di bulan Juni.

Real cash earnings juga meningkat 0,5 persen, mencatat kenaikan riil pertama setelah tujuh bulan mengalami penurunan.

"Kenaikan nyata dalam upah riil sebagian besar disebabkan oleh peningkatan bonus dan kenaikan upah reguler yang konsisten." ujar seorang pejabat kementerian, dilansir CNBC.

Kenaikan besar pada bonus musim panas yang mencapai 7,9 persen turut mendukung angka ini, meningkatkan penghasilan rata-rata pekerja Jepang

2. Dampak terhadap kebijakan moneter Bank of Japan

Gedung Bank of Japan, Jepang (youtube.com/BOJchannel)

Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda mengomentari data upah yang menunjukkan gambaran positif tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pertumbuhan upah sudah mulai menyebar ke sektor lebih luas di luar perusahaan besar dan diperkirakan akan terus meningkat seiring ketatnya pasar tenaga kerja.

"Kenaikan upah yang meluas mendukung kemungkinan kenaikan suku bunga, meskipun risiko dari tarif AS dan perlambatan ekonomi global tetap menjadi perhatian," ujar Ueda, dilansir The Japan Times.

Data terbaru ini memperkuat argumen bagi Bank of Japan untuk mempertimbangkan penyesuaian suku bunga dalam beberapa bulan ke depan guna menahan inflasi.

3. Inflasi dan daya beli konsumen di tengah kenaikan upah

ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)

Pada Jumat (5/9), tingkat inflasi tahunan Jepang tercatat sebesar 3,6 persen. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan target inflasi Bank of Japan yang hanya 2 persen. Meskipun upah riil naik, tekanan inflasi masih membebani daya beli konsumen.

"Jika harga tidak stabil, kenaikan upah riil mungkin tidak berlanjut pada Agustus dan bulan-bulan berikutnya," ujar seorang pejabat kementerian .

Sementara itu, kenaikan upah dasar mencapai 2,5 persen, dan kompensasi lembur naik 3,3 persen, mengindikasikan aktivitas korporasi yang kuat, tetapi tantangan inflasi tetap menjadi fokus utama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team