AS, Jepang hingga Eropa Suntik Rp311 T ke RI buat Transisi Energi

Pemerintah genjot pengurangan emisi gas rumah kaca

Jakarta, IDN Times - Indonesia mendapatkan suntikan dana sebesar 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp311 triliun (kurs Rp15.553) untuk melaksanakan transisi energi, khususnya pengurangan emisi karbon.

Suntikan dana itu diperoleh dari program kerja sama investasi yang baru diluncurkan pemerintah, yakni Just Energy Transition Partnership (JETP).

“Kemitraan ini akan menghasilkan pelajaran berharga bagi komunitas global dan dapat direplikasi di negara lain untuk membantu mencapai tujuan iklim bersama melalui tindakan kolaboratif yang nyata,” kata Presiden Joko Widodo dalam pertemuan Partnership for Global Infrastructure and Investmen (PGII) di sela-sela perhelatan KTT G20, Selasa (15/11/2022).

Baca Juga: Momen Akrab Jokowi Jamu Para Pemimpin G20 Makan Siang Bersama

1. Sederet negara yang ikut suntik dana ke JETP

Adapun kerja sama itu dipimpin Amerika Serikat (AS) dan Jepang, termasuk Kanada, Denmark, Uni-Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, dan Inggris.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan kerja sama ini diharapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas, juga melindungi mata pencaharian masyarakat.

“Indonesia telah menunjukkan kepemimpinan dan ambisi yang luar biasa selama pengembangan kemitraan ini. Target baru yang dipercepat menunjukkan bagaimana negara dapat mengurangi emisi dan meningkatkan energi terbarukan dengan memajukan komitmen untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas dan melindungi mata pencaharian masyarakat,” kata Biden.

2. Kerja sama JETP untuk turunkan emisi gas rumah kaca

Indonesia dengan dukungan dari mitra internasional akan bekerja untuk mengembangkan rencana investasi yang komprehensif untuk mencapai target dan membangun kebijakan yang signifikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan mendukung masyarakat yang terdampak.

Adapun targetnya, pertama, mencapai puncak untuk emisi total sektor ketenagalistrikan pada tahun 2030, menggeser proyeksi puncak emisinya ke depan.

Kedua, membatasi emisi sektor ketenagalistrikan sebesar 290 megaton CO2 pada tahun 2030, yang turun dari nilai dasar sebesar 357 MT CO2. Ketiga, menetapkan target untuk mencapai net zero emissions (NZE) di sektor ketenagalistrikan pada tahun 2050, memajukan target NZE di sektor ketenagalistrikan Indonesia sepuluh tahun lebih cepat.

Keempat, mempercepat penyebaran energi terbarukan sehingga pembangkit energi terbarukan berfungsi setidaknya 34 persen dari seluruh pembangkit listrik Indonesia pada tahun 2030, dan akan menggandakan total penyebaran energi terbarukan selama dekade ini dan dibandingkan dengan rencana saat ini.

Baca Juga: Raksasa Jepang Mitsui & Co Suntik Pendanaan Startup Xurya

3. Rincian pendanaan yang diperoleh RI

Adapun pendanaan yang diperoleh sebesar 20 miliar dolar AS, sebesar 10 miliar dolar AS berasal dari sektor publik, dan 10 miliar dolar AS diperoleh dari investasi swasta melalui lembaga keuangan swasta yang dikoordinasikan oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), termasuk Bank of America, Citi, Deutsche Bank, HSBC, Macquarie, MUFG, dan Standard Chartered.

Kemitraan ini juga akan memanfaatkan keahlian, sumber daya, dan operasional dari bank pembangunan multilateral.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya