Biaya Proyek Kereta Cepat Bengkak, Erick Pastikan Bukan karena Korupsi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN, Erick Thohir memastikan pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bukan dikarenakan korupsi.
Dia mengatakan, proyek tersebut mengalami pembengkakan biaya karena adanya pengunduran pengerjaan konstruksi saat awal pandemik COVID-19.
"Ini kan jelas, bengkaknya kenapa, pada saat COVID-19 terjadi pembengkakan di mana-mana karena proyek-proyek mundur," kata Erick usai meninjau arus mudik di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (18/4/2023).
Baca Juga: Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Bikin Impor Kereta Melonjak 605 Persen
1. Harga besi melonjak akibat pandemik COVID-19
Selain karena pengunduran pengerjaan proyek, menurut Erick pembengkakan juga disebabkan oleh harga sejumlah material proyek yang naik drastis akibat pandemik COVID-19, antara lain besi dan baja.
"Karena COVID-19 harga besi itu naik, komponen itu yang harus kita hitung, jangan hanya sekadar bengkak," ucap Erick.
Adapun pembengkakan biaya proyek KCJB mencapai 1,49 miliar dolar AS atau setara Rp21,45 triliun. Angka itu diperoleh dari hasil review Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebanyak dua kali.
Editor’s picks
Baca Juga: China Minta APBN Jadi Jaminan Utang Kereta Cepat, Pengamat: Berbahaya!
2. Jika ada korupsi diproyek Kereta Cepat bakal disikat
Erick mengatakan, dirinya akan memberantas korupsi apabila terjadi di proyek KCJB, terutama jika menyebabkan biaya proyek tersebut bengkak.
"Kalau bengkak korupsi kita sikat," tegas Erick.
Baca Juga: Presiden Jokowi dan Xi Jinping Lihat Langsung Uji Coba Pertama KCJB
3. Erick pastikan tarif KCJB masih terjangkau
Meski biaya proyek membengkak, dia memastikan KCJB akan menjadi alternatif perjalanan yang terjangkau bagi masyarakat.
"Kalau hitung-hitungan per kilometer itu masih lebih murah, yang penting tidak dikorupsi," kata Erick.