Harga Telur Ayam Naik Pascalebaran, Peternak Ungkap Penyebabnya

Harga telur ayam merangkak naik pascalebaran.

Jakarta, IDN Times - Harga telur ayam mengalami kenaikan pascalebaran. Kondisi itu berbeda dengan komoditas pangan strategis lainnya seperti cabai, daging ayam, dan daging sapi yang menurun setelah Lebaran.

Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata nasional telur ayam kemarin, Senin (31/5/2021) menyentuh Rp26.300 per kilogram (kg). Di Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta, harganya mencapai Rp24.850-25.350/kg. Lalu, di Jawa Tengah (Jateng) Rp23.950/kg, dan di Jawa Timur (Jatim) Rp23.250/kg.

Padahal, sebelum Lebaran, tepatnya pada Senin (10/5/2021) harga telur ayam di Jakarta Rp23.350/kg, di Jabar Rp22.850/kg, Jateng Rp22.350/kg, dan di Jatim Rp22.000/kg.

Baca Juga: Harga Telur Anjlok, Peternak Ayam di Kota Malang Menjerit

1. Biaya produksi telur ayam naik

Harga Telur Ayam Naik Pascalebaran, Peternak Ungkap PenyebabnyaANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi mengatakan, penyebab harga telur ayam naik ialah biaya atau harga pokok produksi (HPP) yang juga naik. HPP telur ayam dari Rp17 ribu sampai Rp18 ribu per kg, naik menjadi Rp20.00-21.000/kg.

"Harga pokok per Kg telur menjadi naik, tadinya hanya di sekitar Rp17 ribu-18 ribu. Sekarang sudah Rp20 ribu-21 ribu. Ini harga pokok per kg telur di tingkat peternak," ujar Musbar kepada IDN Times, Selasa (1/6/2021).

2. Harga pakan melambung

Harga Telur Ayam Naik Pascalebaran, Peternak Ungkap PenyebabnyaIDN Times/Tunggul Kumoro

HPP telur ayam naik itu disebabkan oleh harga pakan ayam petelur alias layer yang melambung. Musbar mengungkapkan, harga pakan impor seperti bungkil kedelai atau soya bean meal (SBM), dan tepung daging dan tulang atau meat and bone meal (MBM) naik 40 persen.

"Penyebab utamanya adalah di harga pakannya sudah naik berkali-kali. Ini terjadi karena naiknya harga bahan baku dunia. Jadi yang kita impor dari Amerika Selatan yaitu Brazil itu naiknya luar biasa, sampai 40 persen," terang Musbar.

Harga pakan dari dalam negeri seperti jagung menurutnya juga naik, dari Rp4.800/kg, menjadi Rp5.800-6.200/kg.

"Naiknya tinggi sekali terkait dengan musim tanam di akhir 2020 dan awal 2021 itu kan curah hujannya tinggi, yang kedua juga suplai dari pupuk yang dibutuhkan petani jagung. Itu yang menyebabkan produktivitas tanaman jagung sendiri per hektarenya juga turun," imbuhnya.

Baca Juga: Atasi Masalah Pakan Ternak, Profesor UMM Bikin Produk Bioteknologi

3. Peternak gak raup untung besar

Harga Telur Ayam Naik Pascalebaran, Peternak Ungkap PenyebabnyaPeternak ayam petelur di Tuban. IDN Times/Imron

Musbar mengaku, meski harga telur ayam sedang naik, peternak tak memperoleh untung yang besar. Penyebabnya ialah biaya produksi yang melambung itu.

"Kalau dalam kondisi harga bahan baku pakan naik, itu menyebabkan HPP ayam juga naik. Akan tetapi margin profitnya tidak menggambarkan peternak dapat untung," tutur Musbar.

Untuk mencegah harga telur ayam jatuh di saat HPP naik, peternak melakukan afkir dini atau pengurangan produksi. Tujuannya ialah menjaga pasokan telur tidak berlebihan.

Baca Juga: Telur Bebek vs Telur Ayam, Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya