Konsumsi Rumah Tangga Belum Nendang, Ekonomi RI Ditopang Ekspor

Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 1,03 persen

Jakarta, IDN Times - Ekonomi Indonesia di kuartal III-2021 tumbuh 3,51 persen secara year on year (yoy). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono kondisi perekonomian di kuartal III-2021 ini ditopang oleh kinerja ekspor yang impresif.

BPS menjabarkan pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran. Konsumsi rumah tangga dan investasi itu sendiri memberikan kontribusi sebesar 83,54 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sayangnya, pertumbuhannya sangat rendah di kuartal III-2021 ini, yakni hanya 1,03 persen secara yoy untuk konsumsi rumah tangga, dan 3,74 persen untuk investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

Adapun yang menahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2021 ini antara lain kontraksi pada komponen penjualan eceran untuk komoditas sandang; suku cadang dan aksesoris, serta peralatan informasi dan telekomunikasi.

"Di sisi lain yang menahan pertumbuhan untuk konsumsi rumah tangga adalah adanya kontraksi pada jumlah penumpang angkutan rel dan udara baik domestik maupun internasional. Pada kuartal III-2021 ini masing-masing terkontraksi 40,1 persen dan 23,3 persen. Jadi konsumsi rumah tangga ini berpengaruh pada ekonomi Indonesia secara keseluruhan, tumbuhnya hanya 1,03 persen," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/11/2021).

Baca Juga: [BREAKING] BPS: Ekonomi Indonesia Kuartal III-2021 Tumbuh 3,51 Persen

1. Penyumbang PDB selain konsumsi rumah tangga

Konsumsi Rumah Tangga Belum Nendang, Ekonomi RI Ditopang EksporIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, pada kompunan pengeluaran lainnya, yakni konsumsi LNPRT tumbuh 2,96 persen secara yoy pada kuartal III-2021. Adapun konsumsi pemerintah hanya tumbuh 3,74 persen secara yoy.

Kemudian, kinerja ekspor barang dan jasa melonjak drastis, yaki tumbuh 29,16 persen  (yoy) pada kuartal III-2021. Begitu juga kinerja impor yang tumbuh 30,11 persen (yoy).

Margo mengatakan kinerja ekspor yang fantastis tersebut didukung oleh pemulihan ekonomi pada negara mitra dagang Indonesia.

"Nilai ekspor komoditas barang Indonesia meningkat impresif sebesar 50,9 persen. Ini karena kenaikan ekspor pada komoditas migas, industri pengolahan, dan pertambangan," ucap dia.

Tercatat, ekonomi Amerika Serikat (AS) masih tumbuh positif sebesar 4,9 persen di kuartal III-2021, China 4,9 persen, dan Singapura 6,5 persen.

2. Ekspor jadi sumber pertumbuhan terbesar pada ekonomi kuartal III-2021

Konsumsi Rumah Tangga Belum Nendang, Ekonomi RI Ditopang EksporIlustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Dengan demikian, BPS mencatat sumber pertumbuhan terbesar pada ekonomi kuartal III-2021 ini adalah net ekspor sebesar 1,23 persen.

"Pada kuartal III-2021 ini ekonaomi Indonesia tumbuh 3,51 persen. Sumber pertumbuhan terbesar dari net ekspor yang sebesar 1,23 persen. Kemudian PMTB 1,18 persen, konsumsi rumah tangga 0,57 persen, dan lainnya -0,02 persen," tutur dia.

Baca Juga: [BREAKING] Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2021 Ada 3,51 Persen, BPS: Karena PPKM

3. Sektor transportasi hingga akomodasi masih alami kontraksi

Konsumsi Rumah Tangga Belum Nendang, Ekonomi RI Ditopang EksporIlustrasi Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) (Dok. Angkasa Pura II)

BPS mencatat ada 11 lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif di kuartal III-2021 ini. Adapun sektor-sektornya antara lain jasa kesehatan yang tumbuh 14,06 persen secara yoy, pertambangan 7,78 persen, infokom 5,51 persen, perdagangan 5,16 persen, pengadaan air 4,56 persen, jasa keuangan 4,29 persen, pengadaan listrik dan gas 3,85 persen, konstruksi 3,84 persen, industri pengolahan 3,68 persen, real estat 3,42 persen, dan pertanian 1,31 persen.

Sementara itu, ada 6 sektor lapangan usaha yang mengalami kontraksi, yakni akomodasi dan makanan minuman -0,13 persen, jasa lainnya -0,3 persen, jasa perusahaan -0,59 persen, transportasi dan pergudangan -0,72 persen, jasa pendidikan -4,42 persen, dan administrasi pemerintahan -9,96 persen.

"Transportasi paling kena dampak dari penurunan mobilitas, di mana di kuartal III kategori ini kontraksi 0,72 persen, jauh sekali turunnya dibandingkan kuartal II-2021 yang tumbuh 25,1 persen. Jadi PPKM ini sangat berdampak pada kategori transportasi dan pergudangan," tutur Margo.

Secara keseluruhan, sumber pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha yang paling tinggi ialah dari industri pengolahan yang mencapai 0,75 persen. "Kemudian perdagangan 0,67 persen, pertambangan 0,56 persen, dan konstruksi 0,38 persen, dan kategori lainnya 1,15 persen. Ini sumber dari kategori lapangan usaha," kata Margo.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya