Mendag Bakal Sikat Mafia yang Bikin Harga Minyak Goreng Tinggi! 

Mendag duga ada spekulan yang bikin harga tinggi

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, mengatakan pihaknya dan Polri akan menindak mafia-mafia yang menyebabkan harga minyak goreng tinggi.

“Kita ingin mengingatkan terutama untuk mafia-mafia minyak goreng yang berusaha untuk mendapatkan keuntungan sesaat kita akan datang, kita akan tertibkan, dan kita akan sikat bersama,” kata Lutfi usai sidak stok minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Jakarta Utara, Selasa (15/3/2022).

Dalam hal ini, dia mengatakan, kemungkinan ada pihak-pihak yang menjual minyak goreng tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET) dengan memanfaatkan kenaikan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di pasar internasional.

"Kita sedang melihat kemungkinan-kemungkinan karena tingginya harga dunia, menyebabkan orang-orang yang sebelumnya tidak berpikir untuk berbuat curang, bisa-bisa berbuat curang," tutur Lutfi.

Baca Juga: Stok Minyak Goreng Melimpah di Pabrik, ke Mana Perginya?

1. Kebijakan DMO dan DPO sudah diterapkan

Mendag Bakal Sikat Mafia yang Bikin Harga Minyak Goreng Tinggi! Sidak ketersediaan minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Marunda, Jakarta Utara. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Lutfi mengatakan, kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) sudah diterapkan. Hal itu dia sampaikan di hadapan Kapolri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, yang ikut dalam sidak ke PT BKP tersebut.

Dalam kebijakan DMO, produsen minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan RBD palm olein wajib memasok 30 persen dari volume ekspornya untuk pasar domestik. Kemudian, CPO dan RBD palm olein itu dijual dengan harga DPO. Untuk CPO, harganya Rp9.300 per kilogram (kg) dan RBD palm olein Rp10.300/kg atau Rp9.364/liter.

PT BKP selaku produsen minyak goreng merek Tropical, Fraiswell, Hemart, dan Fitri pun mendapatkan pasokan bahan baku minyak goreng, yakni CPO dan RBD palm olein sesuai harga DPO.

"Jadi, Bapak Kapolri tadi sudah melihat bahwa ketika dikerjakan dengan baik sebenarnya bisa jalan," tutur Lutfi.

2. Produksi minyak goreng berjalan lancar

Mendag Bakal Sikat Mafia yang Bikin Harga Minyak Goreng Tinggi! Sidak ketersediaan minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Marunda, Jakarta Utara. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Menurut Lutfi, pasokan minyak goreng di dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebab, produksi minyak goreng berjalan lancar.

"Dalam 28 hari terakhir sudah terkumpul lebih dari 500 juta liter minyak goreng yang ada di masyarakat," tutur Lutfi.

Sayangnya, meski produsen terus memasok minyak goreng ke pasar domestik, harganya masih belum sesuai HET.

"Tapi keadaannya, meskipun barangnya ada, harganya belum sesuai Pak Kapolri," ujar Lutfi.

Baca Juga: Minyak Goreng Langka di Pasar, Kapolri Belum Temukan Biang Keroknya

3. Harga minyak goreng masih di atas HET

Mendag Bakal Sikat Mafia yang Bikin Harga Minyak Goreng Tinggi! Ilustrasi minyak goreng (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Berdasarkan situs EWS Kemendag, harga minyak goreng kemasan sederhana per Senin, (14/3) masih mencapai Rp16.500 per liter, dan minyak goreng curah Rp16.000 per liter.

Padahal, harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng curah Rp11.500 per liter.

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya