Menkop Sebut Anak Muda Lebih Mikirin Jerawat daripada Punya Rumah

Teten menyoroti kepentingan konten bagi kalangan muda

Jakarta, IDN Times - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyoroti fenomena konten di kalangan anak muda saat ini. Dia melihat konten adalah bagian penting dalam kehidupan kalangan muda sehari-hari.

Dia juga mengatakan, kalangan muda saat ini cenderung memilih berbisnis sendiri ketimbang jadi pegawai. Dia juga mengatakan, kalangan muda lebih memikirkan masalah jerawat ketimbang rencana memiliki rumah. Sebab, jika ada jerawat di wajah, bisa mengganggu aktivitas membuat konten sehari-hari.

"Sekarang anak muda gak mau punya rumah, gak mau jadi pegawai. Sehingga kalau mereka gak punya rumah gak jadi masalah. Tapi kalau punya jerawat masalah besar, terutama untuk perempuan. Kenapa? Karena setiap hari harus selfie, bikin konten. Sehingga kalau ada jerawat itu masalah," kata Teten dalam pembukaan Indonesia Digital Conference yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Selasa (22/11/2022).

Baca Juga: Anak Muda Makin Sulit Beli Rumah? Cus Ikuti 4 Tips Berikut Ini

1. Penjualan produk skincare jadi melambung

Menkop Sebut Anak Muda Lebih Mikirin Jerawat daripada Punya Rumahilustrasi skincare untuk perawatan kulit (IDN Times/Sukma Shakti)

Melihat kondisi itu, Teten pun tak heran jika saat ini penjualan produk perawatan kulit atau skincare melambung tinggi.

"Sehingga penjualan skincare itu sekarang tinggi sekali, itu data saya. Ya karena itu. Jadi sekarang betul-betul berubah," ucap Teten.

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal I-2020, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional termasuk kosmetik tumbuh hingga 5,59 persen. Sepanjang 2021, pertumbuhan industri tersebut diperkirakan mencapai 7 persen.

2. Teten sebut saat ini konten di media digital lebih menyoroti produk antimainstream

Menkop Sebut Anak Muda Lebih Mikirin Jerawat daripada Punya RumahIlustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Terkait promosi produk melalui konten di media digital, menurut Teten, saat ini mengarah pada promosi produk-produk yang antimainstream dan kurang dikenal. Misalnya seperti produk custom yang berkualitas baik.

"Sekarang trennya semakin ke custom product. Jadi semakin tidak dikenal produk itu, tapi bagus, itu makin dicari. Bahkan dia akan buat konten, kontennya itu pasti cari produk-produk yang tidak dikenal," ujar Teten.

3. Pelaku industri media digital harus gerak cepat

Menkop Sebut Anak Muda Lebih Mikirin Jerawat daripada Punya Rumahilustrasi media sosial (IDN Times/Aditya Pratama)

Di tengah banyaknya produksi konten saat ini, menurut Teten, pelaku industri media digital harus gerak cepat menangkap kebutuhan konsumen.

Dia pun membeberkan konsep membuat wadah penjualan online seperti e-commerce untuk jasa periklanan media online. Dengan konsep itu, menurutnya, para pengusaha yang ingin memasarkan produk akan lebih mudah mengakses layanan jasa periklanan.

"Ketika bicara agensi bukan hanya mungkin bagaimana iklannya dalam konsep blockchain di antara teman-teman semua, tapi juga bisa mengarah ke media online commerce, media digital commerce, itu sangat bisa. Menurut saya sangat bisa terutama untuk daerah-daerah yang punya produk untuk mempromosikan produknya. Saya berkepentingan dengan itu," kata Teten.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya