Mentan: Daging Sapi yang Terjangkit PMK Aman Dikonsumsi 

Wabah PMK tak menyerang manusia

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan daging dari sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tetap bisa dikonsumsi sesuai rekomendasi pihak yang mengawasi penyebaran virus tersebut.

Rekomendasi itu diberikan setelah melalui berbagai pemeriksaan untuk memastikan daging aman dikonsumsi.

"Daging yang terkena dengan prosedur tertentu dengan pendekatan teknis tentu ada penelitian dan lain-lain masih bisa dikonsumsi oleh manusia atau masih aman dikonsumsi," kata Syahrul dalam konferensi pers virtual, Rabu (11/5/2022).

Baca Juga: PMK, Pedagang Daging Surabaya Tetap Kebanjiran Pembeli

1. Hanya beberapa organ yang tak layak dikonsumsi

Mentan: Daging Sapi yang Terjangkit PMK Aman Dikonsumsi Seekor sapi di Aceh diduga terkena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). (Dokumentasi Humas Polda Aceh untuk IDN Times)

Namun, Syahrul mengatakan ada beberapa organ sapi yang terjangkit PMK itu yang tak layak dikonsumsi manusia. Misalnya bagian kaki, lidah, jeroan, dan sebagainya.

"Misalnya kaki, ya harus diamputasi dulu. Jeroan tidak boleh, mulut yg terkait bibir, lidah. Cuma itu yang tidak direkomendasikan. Tapi yang lain masih bisa direkomendasi. Dagingnya pun masih bisa dimakan," tutur Syahrul.

2. PMK tak menular ke manusia

Mentan: Daging Sapi yang Terjangkit PMK Aman Dikonsumsi Penanganan hewan ternak sapi di sejumlah daerah di Jatim. dok. Humas Pemprov Jatim.

Kementan juga memastikan wabah PMK hanya menyerang hewan dengan kuku terbelah. Dengan demikian, manusia tak bisa tertular PMK

"PMK ini tidak menular kepada manusia," kata Syahrul.

Baca Juga: Puluhan Hewan di Jabar Positif Penyakit Mulut dan Kuku

3. Produksi vaksin PMK akan dilakukan dengan cepat

Mentan: Daging Sapi yang Terjangkit PMK Aman Dikonsumsi Kondisi mulut sapi di Boyolali yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku. (Dok URC Disnak Kesian Jateng)

Untuk menghentikan penyebaran wabah PMK, Indonesia akan memulai produksi vaksin untuk virus tersebut. Syahrul menargetkan, vaksin bisa selesai diproduksi dalam waktu 20 hari.

"Karena imunitas virus ini seperti COVID-19, 14 hari. Dan itu 2 kali kita lakukan. Dan kita berharap sebelum 20 hari kita bisa usahakan sudah temukan vaksin yang kita buat sendiri untuk itu. Disinfektan juga sudah dilakukan dan disebar ke tempat yang ada (penyebaran PMK," ucap dia.

Baca Juga: Harga Komoditas Melesat, Masyarakat Harus Tanggung Imbasnya?

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya