Pengusaha Sebut WFH bukan Solusi Utama Atasi Polusi di DKI

Pengusaha sebut tak semua pekerjaan WFH

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani mengatakan kebijakan work from home (WFH) bukanlah satu-satunya solusi buat atasi polusi udara di DKI Jakarta.

Dia mengatakan, untuk mengatasi polusi udara harus dilakukan dari berbagai sisi, tak hanya dari mobilisasi kendaraan pada hari kerja.

"Kita tadi ngomong banyak dekarbonisasi karena urusan dengan misalnya jenis pembangkit, kita ngomong sampah, kita ngomong macem macem yang menimbulkan polusi. Jadi bukan semata-mata hanya dari satu, yaitu kendaraan," kata Shinta kepada awak media di kantor Kemenko Marves, Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Baca Juga: Aturan WFH buat Kurangi Polusi, Pengusaha: Tak Semua Sektor Bisa

1. Tak semua pekerjaan bisa WFH

Pengusaha Sebut WFH bukan Solusi Utama Atasi Polusi di DKISuasana perkantoran (IDN Times/Umi Kalsum)

Di sisi lain, Shinta mengatakan tak semua pekerjaan bisa dilakukan dari rumah. Sehingga, mau tak mau ada karyawan yang harus tetap bekerja ke kantor.

"Tidak semua jenis pekerjaan bisa WFH. Itu sudah jelas kalau pabrik mana mungkin bisa WFH, hotel-hotel, house keeping gak mungkin," ujar Shinta.

Baca Juga: Bukan EV dan WFH, Ini Solusi Kurangi Polusi dari Wamen BUMN

2. Hybrid working masih berlaku

Pengusaha Sebut WFH bukan Solusi Utama Atasi Polusi di DKIilustrasi pekerja di Jakarta (pexels.com/Febry Arya)

Namun, Shinta mengatakan kebijakan hybrid working masih berlaku untuk beberapa posisi. Sejumlah perusahaan masih memberlakukan kebijakan tersebut meski pandemik sudah usai.

"Dari masa pandemik kita sudah lihat banyak pekerjaan yang mulai hybrid. Yang digitalisasi jalan sampai sekarang hybrid," tutur Shinta.

3. Pengusaha minta pemerintah percepat transisi energi

Pengusaha Sebut WFH bukan Solusi Utama Atasi Polusi di DKIIlustrasi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) milik PT. PLN (dok. PLN)

Untuk menekan polusi udara, Shinta mengatakan dekarbonisasi adalah solusinya. Dia berharap, pemerintah bisa mempercepat transisi ke energi bersih untuk mewujudkan dekarbonisasi tersebut.

"Makanya ke depan kan kita dukung Just Energy Transition, dan lain-lain. Karena memang jadi solusi unuk menurunan polusi. Ada jangka pendek, menengah, dan jangka panjang," ujar Shinta.

Baca Juga: Luhut Beberkan 3 Sektor yang Picu Buruknya Kualitas Udara di Jakarta

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya