Pertamina Cetak Laba Rp56 T di 2022, Dipakai Apa? 

Pertamina bayar dividen dan investasi

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) mencetak laba sebesar Rp56,6 triliun pada tahun 2022. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan laba tersebut digunakan perusahaan untuk menyetorkan dividen, hingga investasi.

"Tentu kita harus bayar dividen juga kepada pemerintah," kata Nicke dalam program Real Talk with Uni Lubis, yang dikutip Kamis (17/8/2023).

Pertamina sendiri masuk daftar 10 BUMN penyetor dividen terbesar ke negara dari pencapaian 2022. Pertamina menyetorkan dividen sebesar Rp2,9 triliun, dan menduduki posisi ke-4 terbesar.

Baca Juga: Pertamina Masuk Fortune Global 500 Lagi, Nicke: Ini Keberhasilan Tim

1. Pertamina gencarkan investasi demi meningkatkan produktivitas perusahaan

Pertamina Cetak Laba Rp56 T di 2022, Dipakai Apa? PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), yang termasuk dalam Zona 8 Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina, alami kenaikan produksi ke level 160 MMscfd (juta standar kaki kubik) pada 20 Oktober 2022. (Dok. Pertamina)

Selain itu, Pertamina juga terus menggencarkan investasi. Nicke mengatakan, Pertamina mengeluarkan dana 7-10 miliar dolar AS untuk berinvestasi setiap tahunnya. Investasi itu memang besar, menyesuaikan pendapatan perusahaan yang tembus sekitar Rp1.200 triliun per tahunnya.

"Tiap tahun investasi kita itu 7-10 miliar dolar AS. Tentu sebagian dari equity itulah yang kita gunakan untuk investasi. Karena investasi kita ini besar. Untuk menghasilkan revenue Rp1.200 triliun, tentu kan ini memerlukan engine yang cukup energinya, salah satunya investasi," ujar Nicke.

Baca Juga: Nicke Widyawati Raih Penghargaan Sebagai CEO Green Leadership Utama

2. Pertamina akuisisi kilang di luar negeri

Pertamina Cetak Laba Rp56 T di 2022, Dipakai Apa? Lapangan Menzel Ledjmet Nord (MLN) Oil Field di Aljazair atau Algeria yang dikelola PT Pertamina Algeria EP (PAEP). (dok. Pertamina)

Selain berinvestasi di dalam negeri, Pertamina juga memperluas portofolio investasi di luar negeri. Salah satunya dengan mengakuisisi kilang minyak di luar negeri.

"Akuisisi di luar, kemudian si crude-nya kita bawa. Jadi kita sebut bring the barrel home. Kita melakukan akuisisi to bring the barrel home. Sehingga portofolio dari oil and gas-nya Pertamina kita harapkan bisa memenuhi kebutuhan nasional, tidak tergantung ke negara lain," ujar Nicke.

Salah satu kilang yang diakuisisi Pertamina di luar negeri adalah Menzel Ledjmet Nord (MLN) Oil Field di Aljazair atau Algeria. Blok minyak dan gas (migas) itu sudah dioperasikan Pertamina sejak Mei 2014.

Dalam blok tersebut, Pertamina baru saja memperoleh perpanjangan izin, termasuk untuk melakukan produksi gas yang selama ini terbuang.

"Di mana gasnya ini kaya dengan C3:C4, butane dan propane, ini untuk elpiji, very rich gasnya. Jadi dari gas yang selama ini dibuang saja, kita bisa membangun LPG plant di sana dengan kapasitas 1 juta metrik ton per tahun. Jadi kita nanti bisa kita bawa pulang LPG-nya mengurangi yang kita harus import dari negara lain," ujar Nicke.

3. Pertamina peluang kerja sama ke Kenya

Pertamina Cetak Laba Rp56 T di 2022, Dipakai Apa? Ilustrasi Bendera Kenya. (continentalcurrency.ca)

Pertamina juga tengah menjajaki peluang kerja sama minyak dan gas dengan Republik Demokratik Kongo atau Democratic Republic of the Congo (DRC).

"Nah yang kemarin itu ada potensi memang, satu adalah di DRC offshore, oil and gas block, DRC ini Kongo. Jadi ada perbatasan antara Uganda dengan DRC. Ini ada suatu blok migas yang cukup besar. Kita punya intention untuk masuk ke situ," ujar Nicke.

Baca Juga: Pertamina Bidik Nilai Transaksi Capai Rp1 Miliar dari Bazar UMKM

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya