Suharso Heran Kontribusi Manufaktur ke PDB RI Gak Sampai 20 Persen 

Suharso mau bedah kontribusi manufaktur ke ekonomi RI

Jakarta, IDN Times - Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menilai kontribusi industri pengolahan atau manufaktur cukup signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB). Apalagi, investasi di sektor manufaktur terus tumbuh.

Sayangnya, hal itu tak tercermin pada angka kontribusi sektor manufaktor terhadap PDB. Sejak 2017 hingga 2021, kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB tak sampai 20 persen. Pada 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kontribusi sektor manufaktur hanya 19,25 persen terhadap PDB.

"Selama ini ternyata kontribusi industri manufaktur kita, pertumbuhannya itu flat. Dan kemudian kontribusinya mandek, sangat mengalami stagnasi. Padahal kita melakukan investasi sampai di tingkat hilirisasi yang luar biasa," kata Suharso dalam konferensi pers di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga: Bappenas Targetkan Ekonomi RI Tumbuh di Atas 5 Persen pada 2023

1. Realisasi investasi di sektor manufaktur terus tumbuh

Suharso Heran Kontribusi Manufaktur ke PDB RI Gak Sampai 20 Persen Ilustrasi pabrik. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi di sektor manufaktur, khususnya industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencapai Rp61,6 triliun pada 2019.

Lalu, di 2020, realisasi investasi di sektor tersebut mencapai Rp94,8 triliun. Pada 2021, realisasinya meningkat lagi hingga tembus Rp117,5 triliun.

Tren realisasi investasi itu searah dengan program transformasi ekonomi dari industri sektor primer ke industri berbasis nilai tambah atau hilirisasi. Jika dilihat pertumbuhannya, maka realisasi di 2019 sampai 2021 meningkat hingga 90,7 persen.

2. Suharso mau bedah data kontribusi manufaktur ke PDB

Suharso Heran Kontribusi Manufaktur ke PDB RI Gak Sampai 20 Persen Ilustrasi aktivitas di pabrik (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Melihat data itu, Suharso menilai ada yang perlu diperbaiki terkait kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB. Dalam hal ini, menurutnya Indonesia punya peluang menjadi negara industri, dengan syarat kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB lebih dari 20 persen.

"Pasti ada sesuatu yang missing link. Mudah-mudahan itu benar. Jadi angka misalnya 30 persen, benar. Tetapi di dalam 30 persen itu apa isinya? Siapa tahu yang untuk mendorong industri manufaktur itu lebih besar. Kalau itu lebih besar setelah koreksi, tembuslah dia di atas 20 persen (terhadap PDB)," ucap dia.

Baca Juga: Bappenas: 75 Persen Anak Merasa Dilibatkan Rencana Aksi Daerah Layak

3. Bappenas integrasikan data dengan BKPM

Suharso Heran Kontribusi Manufaktur ke PDB RI Gak Sampai 20 Persen Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Investasi/BKPM terkait integrasi data realisasi investasi di Indonesia. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Untuk membedah data kontribusi sektor manufaktur, diperlukan data real terkait investasi di sektor tersebut. Saat ini, data realisasi investasi di sektor manufaktur ada di BKPM.

Oleh sebab itu, Bappenas dan BKPM melakukan kerja sama integrasi data, khususnya data terkait investasi di Tanah Air. Lebih lanjut, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan kerja sama integrasi data ini juga menyasar investasi di sektor-sektor strategis lainnya.

"Hari ini kami dari Kementerian Investasi, bersama-sama dengan Kementerian PPN/Bappenas melakukan penandatangan MoU di mana salah satu poin yang kami sepakati adalah pertukaran data khususnya untuk investasi, kemudian kolaborasi investasi kita di sektor-sektor strategis, khususnya kepada hilirisasi," ucap Bahlil.

Baca Juga: Bappebti Blokir 68 Web Investasi Ilegal, Ada Robot Trading

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya