Top! BUMN Gaet Mahasiswa buat Jadi Pendamping Petani

Pupuk Indonesia luncurkan Taruna Makmur

Karawang, IDN Times - PT Pupuk Indonesia (Persero) meluncurkan Taruna Makmur, yakni menggaet mahasiswa fakultas pertanian untuk menjadi penyuluh atau pendamping petani dalam program Makmur.

Taruna Makmur berasal dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dari lima daerah di seluruh Indonesia, yaitu Polbangtan Bogor, Yogyakarta, Malang, Medan, dan Gowa.

Para Taruna Makmur ini akan memberikan pendampingan budidaya dan memberikan layanan agronomis bagi petani yang bergabung pada Program Makmur.

“Kita merekrut teman-teman mahasiswa dari fakultas pertanian, mereka tugas utamanya mendampingi para petani,” kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dalam acara Jambore Makmur di PT Pupuk Kujang, Kabupaten Karawang, Sabtu (11/11/2023).

1. Dibutuhkan pendamping untuk 100 ribu petani yang gabung program Makmur

Top! BUMN Gaet Mahasiswa buat Jadi Pendamping PetaniKementerian BUMN menggelar seremoni Panen Perdana Tanaman Jagung Program Makmur di Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo, Rabu (11/1/2023). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Rahmad mengatakan, saat ini sudah ada 100 ribu petani yang bergabung dalam program Makmur. Adapun jumlah lahan yang digarap para petani Makmur itu mencapai 300 ribu hektare (ha), yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Dengan jumlah yang banyak itu, maka dibutuhkan banyak pendamping yang bisa membantu petani meningkatkan produktivitasnya.

Adapun jumlah Taruna yang dilantik sebanyak 76 orang, dan akan terus ditingkatkan hingga mencapai 500 orang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Rahmad mengatakan, selain menjadi pendamping, Taruna Makmur juga akan didorong untuk menjadi petani muda.

“Kerena petani muda itu penting, tanpa ada petani baru, tahun 2040-2050 sudah tidak ada lagi petani di Indonesia. Jadi mereka ini kita dorong tidak hanya sebagai pendamping tetapi juga nantinya harapannya menjadi petani mandiri,” tutur Rahmad.

Baca Juga: Setelah 41 Tahun, RI Akhirnya Bangun Industri Pupuk Lagi

2. Produktivitas petani Makmur naik 13 persen

Top! BUMN Gaet Mahasiswa buat Jadi Pendamping PetaniPanen dari petani program Makmur. (dok. Pupuk Kujang)

Program Makmur sendiri dicetuskan dan diluncurkan pada 2021. Program ini merupakan ekosistem pertanian yang menghubungkan dan memudahkan akses petani terhadap teknologi pertanian, permodalan, asuransi, kemudahan akses petani terhadap pupuk dan sarana pertanian yang berujung pada peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan petani.

Program Makmur awalnya diinisiasi oleh PT Pupuk Kaltim yang merupakan anak usaha Pupuk Indonesia. Setelah berhasil dijalankan, program ini diadopsi oleh Pupuk Indonesia dan menjadi program Pupuk Indonesia Grup. Pelaksanaan program yang memberikan banyak manfaat ini dianggap berhasil dan selanjutnya diadopsi oleh Kementerian BUMN pada dua tahun lalu.

Adapun kinerja program Makmur sampai dengan Oktober 2023, sudah terealisasi di atas lahan seluas 306.775 hektare (ha) dengan jumlah petani 90.632 orang. Dari seluruh peserta program Makmur ini, tercatat peningkatan produktivitas beberapa tanaman pertanian seperti padi sebesar 14 persen atau menjadi 6,5 ton per ha dari sebelumnya 5,7 ton per ha.

Berdasarkan Laporan Kinerja Program Makmur per 9 November 2023, realisasi program Makmur dengan peningkatan realisasi tanam mencapai 67 persen, dan produktivitas tanaman padi juga meningkat sebesar 13 persen, jagung 12 persen, dan tebu 3 persen. Sementara itu, pendapatan petani meningkat sebesar 13 persen untuk padi, 15 persen untuk jagung, dan 5 persen untuk tebu. 

“Oleh karenanya dimana-mana Pupuk Indonesia menyuarakan kemakmuran, karena tugas kita adalah memupuk kesuburan menebar kemakmuran. Lewat Makmur juga terbukti walaupun petani menggunakan pupuk non subsidi, penghasilan dan keuntungan mereka bertambah sehingga ikut meningkatkan pendapatannya," kata Rahmad.

Baca Juga: Pupuk Kaltim Pastikan Keamanan Distribusi 252.443 Ton Pupuk Subsidi

3. Petani dapat pembeli tetap

Top! BUMN Gaet Mahasiswa buat Jadi Pendamping PetaniKepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi usai menghadiri Jambore Makmur di PT Pupuk Kujang, di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan program Makmur merupakan salah satu bentuk ekosistem pangan. Dalam hal ini, dia menekankan bagaimana petani bisa tergabung dalam ekosistem pangan, sehingga produknya bisa sampai ke hilir.

"Eksosistem pangan melibatkan seluruh pihak dari input, logistik sampai end customer itu bisa jadi satu kesatuan,” ujar Arief.

Menurutnya, ekosistem pangan yang dibangun melalui Program Makmur ini merupakan suatu program yang sangat baik dalam menata ketahanan pangan nasional yang tangguh.

“Melalui program Makmur ini ekosistem yg sangat baik, dulu di awal-awal kita mulainya 50 ribu hektare, 100 ribu, hingga sekarang bisa mencapai 360 ribu hektare. Itu capaian yang baik yang harus terus kita bangun karena tentunya ini akan dapat memberikan dampak yang kuat bagi ketersediaan pangan,” kata Arief. 

Arief mengatakan produksi pangan hari ini harus berbasis custom based, yaitu berdasarkan permintaan pasar, sehingga antara produksi dan kebutuhan dapat terkoneksi dengan baik. 

“Badan Pangan Nasional saat ini mempersiapkan neraca pangan nasional, di mana ini menjadi titik awal kita dalam melakukan kegiatan di sektor pertanian. Kita sudah tahu berapa kebutuhan, berapa stok, berapa yang harus diproduksi. Sehingga dengan ini, dapat dibuat perencanaan untuk memastikan produksi pangan yang cukup dan berbasis kebutuhan di lapangan,” tutur Arief. 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya