Sebentar Lagi, Jakarta-Surabaya Hanya 5,5 Jam dengan Kereta Semi Cepat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Jepang dan Indonesia sedang mengerjakan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya yang diresmikan lewat penandatanganan Summary Record On The Java North Line Upgrading Project di Jakarta Pusat pada Selasa (24/9).
Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) mulai melaksanakan preparatory survey sejak Juni lalu dan akan dijadwalkan selesai pada Oktober 2020. Namun, proyek kereta semi cepat ini baru akan dimulai pada 2022 karena butuh pembebasan tanah.
Rencananya, lintasan Jakarta-Cirebon sudah mulai beroperasi pada 2024. Sedangkan untuk Jakarta-Surabaya diperkirakan akan selesai pada 2025.
"Bikin rel baru Jakarta-Semarang, Semarang-Surabaya memperbaiki lane yang sudah ada. Kita harapkan 2025 udah selesai." ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, usai penandatanganan.
1. Waktu tempuh hanya 5,5 jam
Dengan adanya kereta semi cepat ini, masyarakat memiliki alternatif moda transportasi untuk perjalanan Jakarta ke Surabaya.
Kereta semi cepat ini diperkirakan dapat bersaing dengan moda angkutan lain. Pasalnya, waktu tempuh perjalanan Jakarta-Surabaya hanya 5,5 jam, memangkas waktu 3,5 jam dari asumsi waktu tempuh rata-rata 9 jam dengan kecepatan 160km/jam.
Editor’s picks
Baca Juga: Menteri Rini Jajal Tol Trans Jawa, Surabaya-Jakarta Hanya 10 Jam
2. Harga tiket diprediksi sekitar Rp400 ribu
Terkait tiket kereta api semi cepat, hingga kini masih belum diungkapkan secara rinci. Meski demikian, Budi mengungkapkan, ada sebuah asumsi bahwa tiket seharga kurang lebih Rp400 ribu adalah nilai yang sangat diminati.
Ini angka ideal dengan asumsi kereta menampung 9 juta penumpang dalam satu tahun. Harga tiket ini masih akan dioptimasikan dengan berapa investasi yang dikeluarkan dan berapa jumlah yang dibebankan.
3. Investasi yang dikeluarkan
Investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan proyek sesuai dengan efek yang akan dilakukan. Budi Karya mengatakan bahwa pihaknya memberikan satu nilai sebesar Rp60 triliun dengan harapan tidak jauh dari angka tersebut. Nilai investasi ini nantinya akan disepakati pada 2020.
Baca Juga: Kunjungi Indonesia, PM Tiongkok Akan Bahas Kereta Cepat Jakarta-Bandung