Jakarta, IDN Times – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menegaskan, ketersediaan energi menjadi penopang utama bagi keberlanjutan program hilirisasi industri yang tengah didorong pemerintah. Menurutnya, tanpa pasokan energi yang cukup, upaya menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam akan terhambat.
“Untuk mengembangkan berbagai daerah, terutama kegiatan ekonominya, kita harus menyediakan energi termasuk listrik dalam jumlah yang cukup besar,” kata Yuliot dalam sesi ‘Green Economy and Innovation for a Sustainable Future: Honoring Indonesia’s Independence’ di Indonesia Summit 2025, Rabu (27/8/2025).
Yuliot mencontohkan kawasan Maluku Utara dan Weda Bay, yang kini menjadi pusat pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Di sana, rantai hilirisasi sudah berjalan dari hulu hingga hilir, mulai dari tambang, smelter, hingga industri prekursor dan katoda.
“Semua lini kegiatan itu membutuhkan energi yang cukup besar,” jelasnya.
Meski hilirisasi berjalan, Yuliot mengingatkan, Indonesia masih menghadapi tantangan ketahanan energi. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) mencapai 600 juta ton per tahun, sementara kapasitas domestik baru sekitar 250 juta ton. Artinya, RI masih bergantung pada impor sekitar 350 juta ton.
Selain itu, tingkat elektrifikasi juga belum menyentuh 100 persen, terutama di wilayah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal). “Daerah 3T juga merupakan potensi ekonomi yang besar. Akses energi harus merata agar masyarakat bisa berkembang,” tegasnya.
Menurut Yuliot, negara-negara maju seperti Jepang, Korea, dan China mampu mendorong industri karena pasokan energi mereka besar dan harga kompetitif. Sementara di Indonesia, tarif listrik industri masih berada di kisaran 8–10 sen dolar AS per kWh, jauh lebih tinggi dibandingkan negara maju yang hanya sekitar 4 sen dolar AS.
“Energi yang cukup dan terjangkau akan membuat industri kita lebih kompetitif,” tuturnya.
Indonesia Summit 2025, khususnya sesi Visionary Leaders, merupakan sebuah konferensi independen yang diselenggarakan IDN Times untuk dan melibatkan Generasi Millennial dan Gen Z di Tanah Air. Indonesia Summit 2025 mengusung tema "Thriving Beyond Turbulence, Celebrating 80's Years Independence", bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh Nusantara.