ilustrasi asuransi (IDN Times/Aditya Pratama)
Sekarang di tiap smartphone pasti ada aplikasi WhatsApp kan. Nah di aplikasi tersebut ada banyak grup, grup keluarga, grup teman SMA, grup teman kuliah, grup kantor dan sebagainya. Di grup ini pernah gak ada kejadian tiba-tiba suatu hari ada anggota member di grup itu yang bilang ‘eh teman-teman, ada nih teman kita, ada nih saudara kita yang sedang kena musibah, dia sakit yuk kita urunan, kumpulin, patungan seikhlasnya aja deh. Kita kumpulin untuk bantu dia nanti.’
Jadi dikumpulin, sama-sama kemudian dana itu nanti disalurkan ke yang kena musibah, misalkan dia sakit harus dirawat di rumah sakit dan kalau bicara risiko sakit biasanya korelasinya langsung ke finansial kan apalagi kalau sampai harus dirawat di rumah sakit.
Nah dana yang dikumpulkan ini pasti kan tujuannya kalau kita misal jadi member satu grup kan supaya bisa bantu yang sakit dan meringankan beban orang yang kena musibah. Jadi orang yang di grup WhatsApp yang sehat dengan ikhlas memberikan bantuan, sebagian yang dia punya dikumpulkan kemudian disalurkan ke yang membutuhkan tadi.
Nah kalau kita lihat praktik itu, praktik mengumpulkan dana kemudian diberikan kepada yang sedang membutuhkan itulah asuransi syariah. Jadi sebenarnya secara sadar gak sadar nih kalau kita ngomongin sejak zaman WhatsApp dan teman-teman mengalami itu, pernah memberikan sumbangan kemudian membantu teman yang sedang kena musibah maka sebenarnya sejatinya teman-teman sudah mempraktikkan asuransi syariah.
Ketika kita punya niat untuk bantu orang yang sedang kena musibah, yang sedang kesusahan baik itu sakit atau mungkin mohon maaf meninggal dunia dan ahli waris atau keluarganya membutuhkan bantuan finansial maka sesungguhnya kita telah mempraktikkan asuransi syariah.
Ketika kita memberikan bantuan kepada yang membutuhkan kita kan ada pada posisi mampu untuk membantu kan. Pertanyaan simpelnya adalah begini mungkin gak sih suatu saat kita bisa jadi ada di posisi yang butuh dibantu? Mungkin banget. Pertanyaannya adalah mau gak ketika kita sedang dalam posisi butuh dibantu ternyata banyak banget yang mau bantu kita?
Nah, prinsip ini gak ada di praktik yang tadi saya cerita. Di lembaga atau aplikasi bantu membantu kita bisa menolong, tapi belum tentu ketika kita kesusahan kita bisa dibantu. Misalkan kita sakit terus kemudian butuh biaya besar kan tidak secara otomatis aplikasi itu bisa membantu kita kan.
Nah, di konsep asuransi hal ini sangat dimungkinkan. Jadi di asuransi syariah itu ada praktik tolong menolong namanya. Asuransi syariah ini kita ganti deh jadi konsep tolong menolong. Mau gak kalau kita gabung di komunitas tolong menolong tadi? Jadi kita bisa membantu orang dan ada orang lain yang siap membantu kita ketika kita sedang kesusahan.
Jadi kebaikannya itu benar-benar terus-terusan. Kalau teman-teman bergabung menjadi peserta begitu aktif perlindungannya, misalkan lima menit kemudian ternyata di tempat nun jauh di sana gitu ya ada yang membutuhkan bantuan maka yang dipakai adalah salah satu dana yang dikumpulkan teman-teman sekalian dan itu berjalan terus. Kebaikan teman-teman ketika menjadi peserta asuransi syariah itu benar-benar akan berjalan secara otomatis bahkan tanpa teman-teman sadari.