Ilustrasi ekonomi syariah. (IDN Times/Helmi Shemi)
Ma'ruf pun mengamanatkan sejumlah hal guna mempercepat eksekusi program kerja KDEKS Kalbar. Pertama, kata Ma'ruf, fokuskan pengembangan pada sektor-sektor unggulan ekonomi dan keuangan syariah yang bercirikan kearifan lokal.
"Kembangkan pariwisata ramah muslim berbasis wisata alam, seperti desa wisata hutan bakau, maupun wisata budaya dan religi, seperti Istana Kadriah Pontianak, peninggalan sejarah kesultanan Pontianak," katanya.
Kemudian hilirisasi komoditas unggulan dalam koridor transformasi ekonomi hijau yang dilakukan Kalbar. Hal ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, tapi juga pasar produk halal di Malaysia dan Brunei Darussalam maupun negara tujuan ekspor potensial lainnya.
Menurut Ma'ruf, peluang kerja sama dengan negara tetangga juga patut dikembangkan guna peningkatan investasi dan pengembangan industri halal di Kalbar.
Kedua, tetapkan program quick wins yang berdampak langsung bagi masyarakat, termasuk dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penurunan tingkat kemiskinan.
"Dorong percepatan sertifikasi halal di sektor hulu maupun sektor hilir, seperti pemenuhan target kewajiban sertifikasi halal sektor makanan dan minuman maupun produk/jasa sembelihan dan lain-lain. Tingkatkan produktivitas dana sosial syariah, zakat, wakaf, melalui digitalisasi, serta sinergikan penyalurannya ke lokasi sasaran program seperti program pengentasan kemiskinan ekstrem dan pemberantasan stunting di Kalbar," tutur Ma'ruf.
Ketiga, perkuat infrastruktur dan ekosistem ekonomi syariah di Kalbar melalui penguatan regulasi, perencanaan, dan kolaborasi multipihak.
"Peta jalan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah kiranya disusun untuk menjamin keberlanjutan program pengembangan ekonomi syariah di Kalbar, serta mampu memberi kontribusi secara nasional. Integrasikan pula strategi pembangunan ekonomi dan keuangan syariah ke dalam dokumen rencana pembangunan daerah jangka menengah dan panjang," beber Ma'ruf.