Mobilitas Tenaga Kerja: Pengertian, Jenis, dan Dampaknya

Pelajari lebih detail tentang mobilitas tenaga kerja di sini

Mobilitas tenaga kerja mungkin jadi sebuah istilah yang kerap didengar oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Bisa dipahami sebagai peralihan kerja pada tingkat yang sama maupun menuju tingkat yang lebih tinggi.

Bahkan, bisa juga dari tingkat yang lebih rendah ke tinggi atau ke jenis pekerjaan yang berbeda (labour mobility). Untuk mengetahuinya secara lebih detail, simak penjelasan tentang mobilitas atau peralihan tenaga kerja di artikel ini, ya!

1. Pengertian mobilitas tenaga kerja

Mobilitas Tenaga Kerja: Pengertian, Jenis, dan Dampaknyailustrasi mobilitas warga di tengah pandemi (pexels.com/zydeaosika)

Mobilitas tenaga kerja merupakan pergerakan atau peralihan geografis serta pekerjaan tenaga kerja. Istilah ini yang paling baik diukur berdasarkan kurangnya hambatan yang timbul dalam proses peralihan.

Kemudahan peralihan kerja menjadi salah satu faktor penting dalam studi ekonomi. Alasannya karena melihat bagaimana tenaga kerja, menjadi salah satu faktor utama dalam produksi, bisa mempengaruhi pertumbuhan serta produksi.

2. Jenis-jenis mobilitas tenaga kerja

Mobilitas Tenaga Kerja: Pengertian, Jenis, dan DampaknyaMobilitas orang di tengah pandemik (Shutterstock/Urbanscape)

Terdapat 2 jenis mobilitas atau peralihan tenaga kerja, yaitu geografis dan pekerjaan.

Mobilitas geografis mengacu kepada kemampuan pekerja dalam bekerja di lokasi tertentu. Sedangkan mobilitas pekerjaan mengacu kepada kemampuan pekerja dalam mengubah jenis pekerjaan. Berikut penjelasannya:

  • Mobilitas geografis

Jenis mobilitas ini merujuk pada kemudahan seorang pekerja saat ia beralih ke lokasi maupun wilayah yang berbeda. Wilayah tersebut ketika merujuk area yang masih berada dalam satu kabupaten, provinsi, negara, bahkan negara. 

Mobilitas geografis memungkinkan keterlibatan pergerakan faktor lintas industri di daerah yang berbeda. Misalnya, seorang pekerja meninggalkan pekerjaan di sebuah perusahaan tekstil di Semarang, Jawa Tengah. Lalu ia mulai bekerja di pabrik mobil yang berlokasi di Bekasi.

Berikutnya, mobilitas pun bisa melibatkan pergerakan faktor antar negara, baik itu di dalam industri maupun lintas industri. Contohnya saat seorang pekerja bidang pertanian bermigrasi ke negara lain. Bisa juga saat sebuah pabrik letaknya dipindahkan ke luar negeri.

  • Mobilitas pekerjaan

Pada jenis ini umumnya dibagi lagi menjadi dua, yaitu mobilitas vertikal dan horizontal. Mobilitas vertikal terjadi ketika pekerja berpindah dari satu tingkatan menuju tingkatan lainnya. Misalnya ada seorang asisten manajer bank hendak berpindah ke pekerjaan menjadi manajer bank. 

Mobilitas horizontal merupakan perpindahan pekerja yang sebelumnya dari satu pekerjaan menuju pekerjaan lain yang masih dalam tingkatan yang setara. Contohnya account officer bank pindah ke account officer bank lain.

3. Fungsi mobilitas tenaga kerja sebagai pilar kestabilan politik

Mobilitas Tenaga Kerja: Pengertian, Jenis, dan DampaknyaRibuan pekerja menyelesaikan proses pembuatan rokok kretek di Pabrik Rokok Djarum Kudus, Desa Megawon, Jati, Kudus, Jateng, Selasa (5/6/2012). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Ketenagakerjaan merupakan persoalan besar, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia. Masalah ini bersifat sentral karena tak hanya berhubungan dengan masalah ekonomi.

Namun, juga menjadi salah satu pilar bagi kestabilan politik dalam jangka waktu panjang. Tiap kebijaksanaan sosial serta ekonomi memengaruhi penghasilan dari rakyat desa dan kota.

Baik secara langsung maupun tak langsung, hal tersebut dapat berpengaruh terhadap perilaku mobilitas tenaga kerja. Tahap ini sendiri pada gilirannya dapat cenderung mengubah kegiatan ekonomi geografis serta sektoral, pemerataan penghasilan, hingga pertumbuhan populasi.

4. Dampak mobilitas tenaga kerja

Mobilitas Tenaga Kerja: Pengertian, Jenis, dan Dampaknyailustrasi pekerja pabrik (Freepik.com/aleksandarlittlewolf)

Setiap kebijakan ekonomi memiliki efek langsung dan tidak langsung terhadap tingkat pertumbuhan penghasilan, baik pertumbuhan penghasilan di pedesaan maupun perkotaan. Inilah yang membuat kehadirannya bisa memengaruhi keadaan serta besarnya arus terhadap peralihan tenaga kerja.

Terkait hal tersebut, pemahaman tentang permasalahan, determinan serta konsekuensi dari peralihan tenaga kerja akan jadi titik sentral. Terutama untuk mencapai pengertian yang lebih baik tentang sifat serta karakter tahap pembangunan.

Di samping itu, mengamati dan mempelajari permasalahan seputar kemudahan peralihan kerja bermanfaat untuk merumuskan kebijakan-kebijakan. Tujuannya agar sesuai untuk memengaruhi sifat dan watak tahap pembangunan dengan metode yang dibutuhkan oleh masyarakat.

5. Pengaruh mobilitas tenaga kerja terhadap sosial budaya

Mobilitas Tenaga Kerja: Pengertian, Jenis, dan DampaknyaIlustrasi tenaga kerja. pixabay.com

Pendekatan sosial budaya juga dipakai dalam menganalisis perilaku mobilitas tenaga kerja. Mobilitas tenaga kerja terjadi pada kurun waktu khusus. Dalam hal ini, kekuatan-kekuatan tradisional yang berasal dari aspek-aspek sosial budaya diamati sebagai hal yang dinamis, berubah dan berkembang.

Kemudahan peralihan kerja tak bisa dipandang sebagai produk kekuatan-kekuatan tradisional. Melainkan kekuatan-kekuatan tersebut bisa memperlancar mobilitas tenaga kerja karena terdapat determinan yang bisa memengaruhinya.

Determinan mobilitas tenaga kerja sangat kompleks sekaligus tidak bisa diamati dari satu sisi saja. Ada banyak faktor yang harus diperhitungkan serta membutuhkan keterbukaan seluruh pihak.

Hal ini dalam rangka pengambilan kebijakan agar dapat berhubungan dengan hal itu. Dengan kata lain, peralihan tenaga kerja memiliki pengaruh terhadap pendekatan sosial budaya.

Nah, demikianlah pembahasan tentang mobilitas tenaga kerja secara detail. Mulai dari pengertian, jenis-jenis, hingga dampak dan pengaruhnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Baca Juga: Survei: 77 Persen Tenaga Kerja Profesional di RI Berpikir untuk Resign

Topik:

  • Yogama W
  • Yunisda D

Berita Terkini Lainnya