Profil dan Daftar Bisnis Sukanto Tanoto, Berharta Rp49 T

Beli hotel mewah di China

Sukanto Tanoto merupakan pebisnis dan konglomerat asal Indonesia yang memiliki sejumlah perusahaan di bidang energi, pulp dan kertas, serta kelapa sawit. Belum lama ini, perusahaan milik Tanoto, Pacific Eagle Real Estate membeli hotel mewah di China bernama Wanda Reign on the Bund dengan harga yang ditaksir mencapai Rp3,7 triliun.

Hotel bintang tujuh dengan bangunan art deco ala Barat ini merupakan hotel termahal yang pernah dibangun di China. Hotel ini memiliki 193 kamar dan terletak di tepi Pantai Bund yang bersejarah.

Pacific Eagle milik Tanoto ini memang belakangan meramaikan pasar real estat Singapura. Sebelumnya, perusahaan ini membeli pusat perbelanjaan di Singapura dan membangun menara perkantoran di Beijing, China. Lantas, seperti apa profil Sukanto Tanoto dan daftar bisnisnya? Simak selengkapnya di bawah ini.

1. Profil Sukanto Tanoto

Profil dan Daftar Bisnis Sukanto Tanoto, Berharta Rp49 TSukanto Tanoto (zuef.zju.edu.cn)

Sukanto Tanoto lahir di Belawan, Medan, Sumatra Utara pada 25 Desember 1949. Tanoto merupakan anak pertama dari tujuh laki-laki bersaudara. Dia memiliki keturunan Tionghoa, ayahnya merupakan imigran dari Kota Putian, Fujian, China.

Karier bisnis Tanoto pun mulai dibangun sepeninggal ayahnya. Dia melanjutkan bisnis keluarga, mulai dari perdagangan biasa hingga bekerja sama dalam pembangunan jaringan pipa gas internasional.

Pada 1970-an, Indonesia merupakan pengekspor kayu log ke Jepang dan Taiwan untuk diolah menjadi plywood, lalu dijual kembali ke Indonesia dengan harga mahal. Saat itu, Tanoto melihat peluang untuk membangun perusahaan pengolahan plywood pertama di Indonesia.

Maka pada 1973, Sukanto Tanoto mendirikan perusahaan manufaktur pengolahan kayu plywood pertama di Indonesia bernama Raja Garuda Mas (RGM) atau yang saat ini bernama Royal Golden Eagle (RGE).

Pendirian perusahaan ini juga tidak mudah karena harus mendapat izin dari pemerintah. Saat itu, Tanoto harus bekerja sama dengan seorang jenderal TNI untuk mendapat izin mendirikan pabrik plywood. Pabrik RGM pun diresmikan oleh Presiden Soeharto dan beroperasi pada 1975.

Seiring waktu, bisnisnya terus berjalan dan bertambah. Tidak jarang beberapa perusahaannya mengalami berbagai halangan dan rintangan, tapi masih bertahan hingga kini.

Meski Sukanto Tanoto sendiri tidak menyelesaikan pendidikan formal, tapi dia sempat mengikuti sekolah bisnis di Jakarta pada 1970-an. Selain itu, Tanoto juga sempat melanjutkan pendidikan di Institut Européen d'Administration des Affaires (INSEAD), Fontainebleau, Prancis.

Lalu sejak 1997, Tanoto menetap di Singapura bersama keluarganya. Dia juga mendirikan kantor pusat di sana. Namun, Tanoto tetap merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dan memiliki paspor Indonesia.

Saat ini, Sukanto Tanoto menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia dengan total harta kekayaan mencapai 3,2 miliar dolar AS atau Rp49 triliun versi Forbes.

2. Daftar bisnis Sukanto Tanoto

Profil dan Daftar Bisnis Sukanto Tanoto, Berharta Rp49 TRoyal Golden Eagle (RGE) Group, induk perusahaan milik Sukanto Tanoto (sukantotanoto.net)

Sejak memulai karier sebagai pebisnis, Sukanto Tanoto memiliki sejumlah perusahaan di bidang energi, pulp dan kertas, hingga kelapa sawit. Berikut daftar bisnis Sukanto Tanoto yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. PT Indorayon Utama

Sukanto Tanoto mendirikan pabrik pulp bernama PT Indorayon Utama pada 1989 di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea, Danau Toba, Sumatra Utara. Namun, operasional pabrik ini tidak berjalan lancar karena sempat mendapatkan penolakan dari warga setempat.

Hingga rezim Orde Baru jatuh pada 1998 dan dilanjutkan Presiden B.J. Habibie, perusahaan ini sempat diberhentikan pada Maret 1999. Lalu pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, pabrik ini ditutup permanen karena mendapat penolakan serius dari masyarakat lokal dan aktivis lingkungan.

Namun pada masa Presiden Megawati, perusahaan ini mendapat izin kembali dan beroperasi penuh. Namanya diganti menjadi PT Toba Pulp Lestari (TPL).

2. Asian Agri

PT Asian Agri merupakan perusahaan kelapa sawit milik Sukanto Tanoto yang sempat menjadi produsen terbesar di Asia dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 1 juta ton. 

3. Asia Pacific Resources International Holding Ltd. (APRIL)

APRIL merupakan perusahaan yang memproduksi pulp dan kertas dengan beberapa hasil produksi, seperti tisu dan kertas. Salah satu merek yang dihasilkan adalah PaperOne yang didistribusikan ke banyak negara di dunia.

4. Asia Symbol

Asia Symbol merupakan perusahaan yang juga memproduksi pulp dan kertas yang berbasis di China. Perusahaan ini diperkirakan mampu memproduksi 2 juta ton pulp, 1 juta ton kertas, dan 530 ribu ton kertas karton dalam setahun.

5. Apical Group

Apical merupakan perusahaan yang mengelola dan mengekspor minyak sawit serta beberapa produk turunannya, seperti biodiesel, oleokimia, hingga makanan. Produk-produk Apical dipasarkan secara domestik di Indonesia maupun internasional.

6. Asia Pacific Rayon (APR)

Asia Pacific Rayon merupakan perusahaan yang memproduksi viscose rayon pertama di Asia, mulai dari perkebunan hingga produk serat. Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi mencapai 300 ribu ton serat stapel viscose setiap tahunnya. Perusahaan ini beroperasi di Riau.

7. Bracell

Bracell merupakan perusahaan di bidang dissolving pulp dan selulosa yang berfokus pada penggunaan sumber daya perkebunan eucalyptus. Perusahaan ini juga menggunakan pabrik berteknologi tinggi yang beroperasi di Brasil.

8. Sateri

Sateri merupakan perusahaan yang memproduksi serat viscose di China dengan kapasitas produksi mencapai 1,8 juta ton setiap tahunnya. Sateri berpusat di Shanghai, China dan memiliki jaringan di berbagai negara Asia, Eropa, dan Amerika.

9. Pacific Energy

Pacific Energy merupakan perusahaan yang mengembangkan sumber daya energi independen untuk memenuhi kebutuhan energi di Amerika Utara dan negara-negara berkembang di Asia. Perusahaan ini berlokasi di Kanada dan China. Di Kanada, Pacific Energy berfokus pada eksplorasi dan produksi gas. Sedangkan di China, perusahaan ini memiliki terminal penerima gas alam cair dan pembangkit listrik turbin gas siklus gabungan.

Selain itu, Tanoto juga mendirikan Tanoto Foundation yang merupakan organisasi filantropi independen sejak 1981. Tanoto Foundation berfokus memberikan kesempatan pendidikan kepada masyarakat Indonesia melalui beasiswa, pendirian sekolah, dan program lainnya.

Baca Juga: Sukanto Tanoto Beli Mal di Singapura, Harganya Rp9,5 Triliun! 

3. Properti Sukanto Tanoto di luar negeri

Profil dan Daftar Bisnis Sukanto Tanoto, Berharta Rp49 TTanglin Shopping Centre di Singapura (pacificeaglerealestate.com)

Selain memiliki sejumlah perusahaan di bidang pulp dan kertas hingga energi, Sukanto Tanoto diketahui juga memiliki sejumlah properti yang berada di luar negeri. Berikut daftar properti Sukanto Tanoto di luar negeri yang menarik untuk diketahui:

Singapura:

  • Tanglin Shopping Centre di kawasan perbelanjaan Orchard Road Singapura. Pusat perbelanjaan ini terdiri dari 12 lantai dan memiliki luas 6.365 meter persegi.
  • Mondrian Singapore Duxton, yaitu hotel mewah yang terdiri dari 300 kamar dan beberapa restoran.
  • Duke's Road, yaitu properti situs warisan UNESCO yang berada di Jalan Bukit Timah, perumahan eksklusif di Singapura.

China:

  • Wanda Reign on the Bund, hotel mewah dengan 193 kamar yang terletak di Distrik Bund dan memiliki bangunan art deco bergaya Barat. 
  • Pacific Eagle Center, kantor baru di Distrik Shijingshan yang menjadi zona transformasi dan pengembangan industri ringan tingkat nasional.
  • Shijingshan Mixed Use Development, proyek real estate yang terdiri dari 19 gedung perkantoran dan retail basement dengan luas total lebih dari 300.000 meter persegi.
  • Symbol New City, perumahan berkualitas dan terjangkau untuk masyarakat Rizhao yang tersebar di tiga gedung dengan dilengkapi area hijau.

Selain itu, Sukanto Tanoto juga memiliki beberapa properti di Indonesia, seperti Thamrin Plaza, Cakung Warehouse, dan Uniplaza.

Nah, itu tadi profil dan daftar bisnis Sukanto Tanoto, konglomerat asal Indonesia yang hartanya hampir mencapai Rp50 triliun pada awal 2024 versi Forbes.

Baca Juga: Ambil Alih Perusahaan Tisu Hongkong, Segini Kekayaan Sukanto Tanoto

Topik:

  • Yogama Wisnu Oktyandito
  • Yunisda Dwi Saputri

Berita Terkini Lainnya