Kebijakan Moneter: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Instrumennya

Apa itu kebijakan moneter?

Kebijakan moneter merupakan istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Seperti yang kita ketahui, kebijakan ekonomi terdiri dari dua kebijakan yakni kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kali ini, IDN Times akan mengulas secara lengkap terkait kebijakan moneter mulai dari pengertian, jenis, tujuan, dan instrumennya.

1. Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Instrumennyailustrasi dokumen-dokumen kertas (pexels.com/pixabay)

Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang mengatur persediaan dana suatu negara untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya, kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal dan keseimbangan eksternal. Apa yang dimaksud dari keseimbangan internal dan eksternal itu? 

Keseimbangan internal terdiri dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, dan lain sebagainya. Sedangkan keseimbangan eksternal seperti keseimbangan neraca pembayaran dan tercapainya tujuan ekonomi makro seperti menjaga stabilitas ekonomi, kestabilan harga, dan lain sebagainya.

Perlu diketahui bahwa jika kestabilan ekonomi terganggu, maka kebijakan moneter inilah yang dapat digunakan untuk memulihkan perekonomian tersebut. Kebijakan moneter merupakan upaya dalam mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menjaga ketetapan dan ketahanan stabilitas harga.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, Bank Sentral berupaya mengatur keseimbangan antara persediaan uang dan barang agar inflasi dan masalah lainnya masih dapat terkendali.

2. Jenis-Jenis Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Instrumennya

Perlu diketahui bahwa kebijakan moneter terdiri dari dua jenis yakni kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Kebijakan Moneter Ekspansif

Kebijakan moneter ekspansif merupakan kebijakan yang mengatur jumlah uang uang dipasok dalam perekonomian negara. Adapun cara yang dilakukan adalah dengan menurunkan suku bunga, membeli sekuritas, dan lain sebagainya. Dengan adanya kebijakan ini, maka negara dapat menurunkan tingkat pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis baru yang dapat menciptakan peluang kerja.

Tujuan dari kebijakan ini yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara dengan risiko inflasi yang semakin tinggi. Kebijakan ekspansif dinilai dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran bahkan jika perekonomian suatu negara mengalami resesi atau depresi.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif

Kebijakan moneter kontraktif merupakan kebijakan yang dilakukan guna mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter kontraktif dilakukan jika perekonomian di suatu negara mengalami inflasi. Kebijakan ini disebut kebijakan uang ketat karena dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.

3. Tujuan Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Instrumennyailustrasi uang (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Perlu diketahui bahwa Bank Indonesia memiliki tujuan guna mencapai dan memelihara kestabilan nilai mata uang rupiah. Tujuan ini bahkan tercantum dalam Undang-undang tentang Bank Indonesia Pasal 7 Tahun 2004 No.3. Kestabilan nilai mata uang rupiah yang dimaksud yaitu kestabilan terhadap harga barang dan jasa.

Kestabilan nilai tukar untuk itu sangatlah penting guna mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Selain itu, Bank Indonesia juga memiliki wewenang untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan tujuan untuk menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Adapun tujuan dari kebijakan moneter adalah:

1. Menjaga Stabilitas Ekonomi

Menjaga stabilitas ekonomi merupakan kondisi di mana pertumbuhan ekonomi dapat berlangsung terkendali dan berkelanjutan sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan arus barang dan jasa haruslah seimbang.

2. Menjadi Kesempatan Kerja

Apabila produksi meningkat, maka sudah dipastikan bahwa kesempatan kerja akan meningkat. Peningkatan produksi biasanya diiringi dengan adanya kegiatan perbaikan nasib para karyawan seperti perbaikan upah, keselamatan kerja, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk memakmurkan karyawannya.

3. Neraca Pembayaran Internasional

Neraca pembayaran unutk menyeimbangkan jumlah nilai barang yang diekspor maupun impor agar tetap sama. 

4. Menjaga Kestabilan Harga

Kestabilan harga dapat ditandai dengan adanya harga barang dari waktu ke waktu yang stabil. Dengan demikian masyarakat percaya bahwa jika membeli barang di harga sekarang maupun barang di masa mendatang maka harganya tetap sama.

4. Instrumen Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan InstrumennyaIlustrasi Uang dolar AS/Antara foto/Muhammad Adimaja

Kebijakan moneter hanya dapat dilakukan dengan menjalankan instrumennya. Adapun instrument dari kebijakan moneter yaitu:

Fasilitas Diskonto

Fasilitas diskonto berisi tingkat bunga yang diterima bank umum atas meminjam utang kepada bank sentral. Jadi, jika bank umum tersebut mengalami kondisi yang membuatnya harus meminjam uang ke bank sentral, maka pemerintah dapat memanfaatkan situasi ini untuk mengatur jumlah uang yang beredar.

Operasi Pasar terbuka

Instrumen ini sifatnya lebih fleksibel dibandingkan dengan instrumen lainnya. Instrumen ini dilakukan pemerintah untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah.

Rasio Cadangan Wajib

Rasio cadangan wajib merupakan instrumen yang terjadi jika minimum cadangan wajib pemerintah berkurang. Dengan demikian, bank memiliki lebih banyak uang untuk diedarkan kepada masyarakat melalui pinjaman. Namun, jika pemerintah hendak mengurangi jumlah uang beredar maka dapat menambah jumlah minimum cadangan wajib bank.

Baca Juga: Aset Moneter: Pengertian, Jenis dan Definisinya

Topik:

  • Yunisda D

Berita Terkini Lainnya