Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Situasi Sosial yang Diam-Diam Bikin Boros

Tangan memegang uang di dompet (pexels.com/Ahsanjaya)
Intinya sih...
  • Nongkrong bareng teman bisa jadi jebakan kecil yang menguras dompet karena tekanan sosial untuk ikut-ikutan pesan makanan dan minuman.
  • Menjadi panitia acara dadakan seringkali membuat seseorang keluar uang lebih banyak daripada yang direncanakan tanpa jelas tentang penggantian biaya.

Pernah merasa uang cepat habis padahal gak beli barang mahal? Bisa jadi bukan karena belanja online atau ngopi kekinian, tapi justru karena situasi sosial yang kelihatannya sepele. Tanpa sadar, momen-momen berkumpul dan interaksi sosial ternyata punya kekuatan besar buat bikin pengeluaran merangkak naik.

Bukan berarti harus menghindari semua acara sosial, tapi penting banget punya kesadaran soal situasi mana saja yang diam-diam bikin dompet bocor supaya tetap bisa menikmati hidup sosial tanpa harus stres tiap buka aplikasi mobile banking. Berikut ini beberapa kondisi yang kelihatannya biasa saja, tapi sering jadi penyebab utama pengeluaran tak terduga.

1. Nongkrong bareng teman

ilustrasi sekelompok orang sedang makan (pexels.com/PICHA)
ilustrasi sekelompok orang sedang makan (pexels.com/PICHA)

Nongkrong bareng teman memang jadi salah satu aktivitas paling menyenangkan. Duduk di kafe, ngobrol berjam-jam, pesan makanan ringan yang terus nambah, dan tiba-tiba sudah habis ratusan ribu. Apalagi kalau tempatnya punya ambience estetik, biasanya dorongan buat pesan lebih banyak jadi makin kuat, demi sekadar konten Instagram story.

Tanpa disadari, kebiasaan ini bisa jadi jebakan kecil yang terus menguras isi dompet. Bukan cuma karena harga makanan dan minuman, tapi juga karena ada tekanan sosial yang bikin sulit bilang “cukup.” Ketika semua teman pesan dua minuman atau tambah camilan, rasanya aneh kalau cuma duduk tanpa ikut-ikutan. Lama-lama, jadi budaya sosial yang menyedot uang secara halus.

2. Jadi panitia acara dadakan

Ilustrasi pemasaran usaha (pexels.com/Artem Podrez)
Ilustrasi pemasaran usaha (pexels.com/Artem Podrez)

Kadang niatnya cuma mau bantu sedikit, tapi tiba-tiba sudah terjebak jadi panitia informal acara ulang tahun, reuni, atau piknik bareng. Dari urusan beli kue, dekorasi, sampai patungan konsumsi, pengeluarannya gak kecil. Bahkan seringkali tanpa kejelasan siapa yang akan reimburse atau apakah semuanya akan diganti.

Jadi “si paling bisa diandalkan” memang terasa membanggakan, tapi penting juga buat punya batasan. Banyak yang terlalu sungkan menolak, akhirnya malah keluar uang lebih banyak dibanding yang lain. Situasi seperti ini seringkali gak terasa berat karena dilakukan atas dasar solidaritas, padahal efek keuangan jangka pendeknya nyata banget.

3. Arisan dan patungan sosial

ilustrasi sekelompok remaja sedang berdiskusi (pexels.com/Alexander Suhorucov)
ilustrasi sekelompok remaja sedang berdiskusi (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Arisan yang awalnya cuma buat silaturahmi bisa pelan-pelan berubah jadi ajang show-off. Dari gaya berpakaian sampai tempat pertemuan yang makin mewah, semua berujung pada tuntutan finansial yang gak main-main. Bahkan kadang ada yang merasa harus tampil sesuai standar kelompok, walaupun itu artinya harus geser anggaran kebutuhan lain.

Selain itu, patungan untuk hadiah, bantuan sosial, atau kejutan ulang tahun teman juga sering datang tanpa perencanaan. Gak salah sih untuk peduli, tapi kalau terlalu sering, bisa bikin pengeluaran jadi gak sehat. Apalagi kalau ikut karena gak enak hati, bukan karena memang mampu saat itu. Ujung-ujungnya, jadi beban diam-diam buat keuangan sendiri.

4. Kumpul keluarga besar

pria dan wanita sedang makan (pexels.com/Mikhail Nilov)
pria dan wanita sedang makan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kumpul keluarga besar kadang punya ekspektasi yang gak tertulis, mulai dari bawaan makanan, oleh-oleh, sampai penampilan. Banyak orang yang merasa perlu tampil presentable dengan pakaian baru atau aksesori tertentu supaya terlihat “sukses” di mata kerabat. Tekanan sosial ini seringkali gak langsung, tapi cukup kuat memengaruhi keputusan keuangan.

Selain itu, acara keluarga biasanya identik dengan konsumsi besar, baik saat lebaran, tahun baru, atau kumpul akhir pekan. Dari sumbangan makanan, bensin, tol, sampai hadiah untuk keponakan-keponakan, semuanya bisa menumpuk jadi pengeluaran yang tak terduga. Kalau gak siap mental dan finansial, bisa bikin dompet langsung tipis dalam sehari.

Banyak orang mengira bahwa pengeluaran terbesar datang dari keinginan pribadi, padahal kenyataannya, tekanan sosial bisa jadi faktor utama yang paling memengaruhi cara seseorang menghabiskan uang. Situasi seperti nongkrong, patungan, atau kumpul keluarga bukanlah hal yang salah. Justru itu bagian penting dari kehidupan sosial dan menjaga hubungan.

Yang perlu dilakukan hanyalah sedikit kesadaran dan kendali. Dengan tahu situasi mana yang bikin boros, seseorang bisa lebih bijak dalam mengatur strategi keuangan, tanpa harus kehilangan kesenangan hidup sosial. Jadi, sebelum ikut semua acara dan ikut semua patungan, tanya dulu ke diri sendiri: ini benar-benar perlu atau cuma takut kelihatan berbeda?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us