Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi uang rupiah (pixabay.com/Iqbal Nuril Anwar)

Menjelang hari raya, THR jadi momen yang paling ditunggu. Sayangnya, kebahagiaan itu sering cuma sebentar karena uangnya cepat banget habis. Ada kebiasaan keliru yang sering bikin THR langsung lenyap dalam sekejap tanpa sisa sedikit pun.

THR seharusnya bukan cuma buat senang-senang sesaat, tapi bisa jadi kesempatan buat merapikan kondisi keuangan. Sayangnya, banyak orang yang tanpa sadar melakukan kesalahan yang sama tiap tahunnya. Supaya gak kejadian lagi, ada kebiasaan yang perlu dihindari biar THR bisa bertahan lebih lama dan bahkan bisa digunakan buat hal yang lebih bermanfaat.

1. Langsung belanja besar-besaran tanpa rencana

Ilustrasi belanja di pagi hari (freepik.com/odua)

Begitu THR cair, godaan terbesar biasanya datang dari diskon besar-besaran di berbagai tempat. Brand-brand favorit tiba-tiba kasih promo menarik, dan rasanya sayang kalau gak ikutan belanja. Masalahnya, tanpa perencanaan yang jelas, belanja ini bisa jadi bumerang. Banyak orang akhirnya kalap, beli barang yang sebenarnya gak terlalu dibutuhkan hanya karena tergoda diskon. Ujung-ujungnya, uang habis tanpa tahu barang yang dibeli benar-benar bermanfaat atau cuma sekadar memenuhi keinginan sesaat.

Belanja bukan hal yang salah, tapi kalau gak dikontrol, bisa bikin THR langsung habis dalam hitungan hari. Sebelum belanja, lebih baik bikin daftar barang yang benar-benar diperlukan dan tentukan anggaran yang masuk akal. Kalau ada diskon besar, pastikan itu benar-benar menguntungkan dan bukan sekadar trik pemasaran. Dengan tips satu ini, THR bisa dimanfaatkan dengan lebih bijak tanpa harus menyesal di kemudian hari.

2. Lupa menyisihkan untuk tabungan atau investasi

Ilustrasi boros (pexels.com/Olly)

Kesalahan terbesar yang sering dilakukan adalah menganggap THR sebagai uang bonus yang boleh dihabiskan sepenuhnya. Padahal, kalau dikelola dengan baik, THR bisa jadi modal untuk masa depan. Banyak orang yang lupa menyisihkan sebagian dari THR untuk tabungan atau investasi, sehingga uangnya habis tanpa sisa sedikit pun. Padahal, punya dana cadangan atau investasi bisa sangat membantu di kemudian hari, terutama buat kebutuhan mendadak yang gak terduga.

Gak perlu langsung investasi dalam jumlah besar, tapi setidaknya sisihkan sebagian dari THR untuk ditabung atau diinvestasikan. Bisa mulai dari deposito, reksadana, atau bahkan sekadar tabungan di rekening khusus yang gak gampang diakses. THR memang baiknya gak hanya habis untuk konsumsi, tapi juga memberikan manfaat jangka panjang yang lebih berarti.

3. Terlalu dermawan tanpa perhitungan

ilustrasi sedekah saat bulan Ramadan (pexels.com/Nicola Barts)

Memberi sebagian dari THR untuk keluarga, saudara, atau sedekah memang hal yang baik. Tapi kalau gak ada batasan yang jelas, bisa-bisa malah kebablasan. Banyak orang yang merasa harus berbagi sebanyak-banyaknya karena euforia lebaran, padahal kondisi keuangan sendiri belum tentu stabil. Akhirnya, setelah berbagi terlalu banyak, uang yang tersisa buat diri sendiri malah sangat sedikit.

Biar tetap bisa berbagi tanpa mengorbankan kestabilan finansial, tentukan jumlah yang wajar sejak awal. Misalnya, alokasikan persentase tertentu dari THR untuk sedekah dan bantuan keluarga, lalu sisanya tetap dialokasikan buat kebutuhan pribadi dan tabungan. Dengan cara ini, niat baik tetap terlaksana tanpa harus mengorbankan kondisi keuangan sendiri.

4. Menambah utang karena merasa punya tambahan uang

ilustrasi seseorang mengelola utang (pexels.com/Mikhail Nilov)

THR sering kali bikin orang merasa lebih kaya dari biasanya, sehingga berani mengambil keputusan finansial yang sebenarnya kurang bijak. Salah satunya adalah menambah utang baru dengan alasan "nanti bisa dibayar pakai THR". Masalahnya, banyak orang lupa kalau setelah lebaran masih ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi, sehingga uangnya habis tanpa sisa, sementara utang tetap harus dibayar.

Daripada menambah utang, lebih baik gunakan THR untuk melunasi utang yang sudah ada. Kalau masih ada sisa setelah kebutuhan pokok terpenuhi, baru pertimbangkan untuk membeli sesuatu yang memang diperlukan. Jangan sampai THR yang seharusnya jadi berkah malah menambah beban keuangan karena keputusan yang kurang bijak.

5. Menganggap THR sebagai penghasilan tambahan yang bisa dihabiskan

ilustrasi mengatur keuangan bersama pasangan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Banyak orang menganggap THR sebagai penghasilan tambahan yang bisa dihabiskan tanpa berpikir panjang. Padahal, cara berpikir seperti ini yang sering bikin uang cepat habis tanpa memberikan manfaat yang nyata. THR seharusnya dianggap sebagai bonus yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kondisi keuangan, bukan sekadar untuk konsumsi tanpa batas.

Coba ubah mindset dalam mengelola THR. Alih-alih langsung dihabiskan untuk keperluan yang gak penting, coba alokasikan sebagian untuk hal yang lebih produktif. Misalnya, gunakan untuk meningkatkan keterampilan dengan ikut kursus, membeli perlengkapan kerja yang mendukung produktivitas, atau bahkan untuk memulai usaha kecil. Lewat cara ini, THR gak hanya memberikan kebahagiaan sesaat, tapi juga manfaat jangka panjang.

Mendapat THR memang jadi momen yang menyenangkan, tapi kalau gak dikelola dengan baik, bisa jadi sumber masalah finansial. Kalau ingin THR bertahan lebih lama dan memberikan manfaat yang lebih besar, mulai ubah cara mengelolanya dari sekarang. Melalui perencanaan yang tepat, THR bisa jadi berkah yang gak hanya terasa di momen lebaran, tapi juga di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team