Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/pmikhail-nilov)

Intinya sih...

  • Menentukan tujuan finansial bersama sejak awal pernikahan untuk menentukan jenis investasi yang cocok dan menghindari konflik keuangan.
  • Memahami toleransi risiko keuangan masing-masing pasangan untuk memilih produk investasi yang sesuai dan membagi portofolio jika gaya investasi berbeda.
  • Mulai dari instrumen investasi yang mudah dipahami dan stabil, pisahkan rekening khusus untuk investasi, serta jangan abaikan dana darurat dan perlindungan asuransi dasar.

Menikah adalah awal babak kehidupan yang baru, bukan hanya soal menggabungkan dua hati, tapi juga dua kondisi keuangan yang mungkin sangat berbeda. Kalau sebelumnya kamu dan pasangan bisa bebas mengelola keuangan masing-masing, setelah menikah semuanya harus dikomunikasikan dan disepakati bersama, termasuk urusan investasi.

Membangun pondasi keuangan yang sehat harus dilakukan sejak awal pernikahan. Investasi bisa jadi salah satu cara terbaik untuk mewujudkan berbagai impian rumah tangga di kemudian hari. Oleh karenanya, butuh strategi, kompromi, dan kesiapan mental untuk berinvestasi. Nah, berikut lima tips investasi yang bisa jadi bekal penting untuk masa depan bersama!

1. Kenali tujuan keuangan bersama

ilustrasi wisuda (unsplash.com/mdesign85)

Sebelum mulai investasi, kamu dan pasangan harus duduk bareng dan ngobrol soal tujuan finansial kalian. Tujuan ini harus realistis, terukur, dan punya tenggat waktu pastinya. Misalnya, kalian berdua ingin beli rumah dalam lima tahun, atau menyiapkan dana pendidikan anak dalam sepuluh tahun ke depan. Tujuan ini akan menentukan jenis investasi apa yang cocok untuk diambil, apakah jangka pendek, menengah, atau panjang.

Dengan menyepakati tujuan bersama, kalian bisa lebih mudah menyusun rencana dan komitmen tentang keuangan. Selain itu, kalian jadi bisa menghindari konflik karena sudah menyepakati sejak awal apa yang mau dicapai bersama. Tujuan ini akan jadi peta jalan keuangan rumah tangga kalian ke depannya.

2. Pahami profil risiko masing-masing

ilustrasi investasi emas (pexels.com/alesiakozik)

Setiap orang punya toleransi risiko keuangan yang berbeda-beda. Ada yang berani ambil risiko tinggi demi imbal hasil besar, ada juga yang lebih nyaman dengan investasi yang stabil meski keuntungannya lebih kecil. Kamu dan pasangan perlu memahami profil risiko ini agar bisa memilih produk investasi yang sesuai.

Kalau kalian punya gaya investasi yang berbeda, solusinya bisa dengan membagi portofolio. Misalnya, sebagian untuk investasi konservatif, seperti deposito atau obligasi, sebagian lagi untuk yang agresif, seperti saham atau reksa dana saham. Dengan begitu, kalian tetap bisa kompromi tanpa harus mengorbankan kenyamanan masing-masing.

3. Mulai dari instrumen yang mudah dipahami

ilustrasi investasi jangka panjang (unsplash.com/austindistel)

Kalau salah satu dari kalian baru mulai belajar investasi, jangan sampai FOMO mencoba saham atau kripto yang fluktuasinya tinggi. Mulailah dari instrumen yang lebih mudah dipahami dan relatif stabil seperti reksa dana pasar uang, deposito, atau emas. Produk-produk ini bisa jadi langkah awal yang aman sambil terus belajar.

Perlu dipahami bahwa yang penting itu bukan seberapa besar imbal hasilnya di awal. Namun, bagaimana kalian berdua membangun kebiasaan berinvestasi secara konsisten dalam jangka waktu yang panjang. Seiring waktu, saat sudah lebih percaya diri, kalian bisa mulai diversifikasi ke instrumen lain yang lebih kompleks.

4. Buat rekening atau portofolio khusus untuk investasi

ilustrasi membaca dokumen (pexels.com/rdne)

Kalau kamu mencampur dana investasi dengan dana sehari-hari, besar kemungkinan bakal tergoda untuk 'mengganggu' dana tersebut saat ada kebutuhan mendadak. Jadi sebaiknya, pisahkan rekening khusus untuk investasi. Bisa atas nama kamu, pasangan, atau bersama-sama, tergantung kenyamanan kalian.

Langkah ini akan membantu kamu menjaga komitmen dan memantau kemajuan investasi seiring waktu. Beberapa aplikasi investasi bahkan sudah menyediakan fitur akun bersama atau tabungan berjangka, dimana ini cocok banget buat pasangan baru yang ingin membangun tujuan finansial bareng.

5. Jangan lupa dana darurat dan asuransi

ilustrasi asuransi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Investasi memang penting, tapi jangan abaikan dana darurat dan perlindungan dasar seperti asuransi kesehatan atau jiwa. Ini ibarat fondasi sebelum kamu mulai membangun menara keuangan. Kalau gak punya dana darurat, bisa-bisa saat ada kebutuhan mendadak, kamu malah terpaksa mencairkan investasi dan merusak rencana jangka panjang yang sudah dibuat.

Idealnya, dana darurat disiapkan minimal 3–6 bulan dari total pengeluaran rutin bulanan. Sementara itu, asuransi bisa jadi pelindung keuangan keluarga dari risiko besar yang gak terduga. Jadi sebelum kalian mengejar keuntungan, pastikan dulu pondasinya kuat supaya gak mudah tergoda untuk menggunakan uang investasi nantinya.

Investasi dalam pernikahan bukan sekadar soal uang, tapi tentang visi dan komitmen bersama. Kamu gak perlu langsung jadi investor handal, yang penting mulai dulu dan konsisten. Dengan begitu, keamanan finansial bisa dinikmati berdua sampai tua nanti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorSire