5 Tips Kebal dari Penipuan Online, Jangan Mau Jadi Korban!

Jakarta, IDN Times - Praktik penipuan transaksi digital di Indonesia masih banyak terjadi dengan berbagai modus. Berdasarkan data Kemenkominfo, jumlah korban penipuan online mencapai 130 ribu orang pada 2022 lalu.
Angka tersebut meningkat dibandingkan pada 2021 yang hanya berjumlah 115.756 kasus. Salah satu pemicu tingginya angka korban penipuan online adalah rendahnya literasi digital di Indonesia.
Dari skala 1-5, indeks literasi digital tanah air hanya 3,54. Sementara itu angka kemanan digital juga masih rendah, yakni 3,12 poin dari skala yang sama.
Di sisi lain, maraknya tren belanja online saat ini juga memperbesar potensi penipuan saat masyarakat melakukan transaksi digital. Penipuan dalam belanja online biasanya erat kaitannya dengan pilihan pembayaran masyarakat.
Data menunjukkan, sebanyak 84,3 persen memilih untuk menggunakan dompet digital sebagai pilihan pembayaran saat berbelanja online. Kemudian diikuti oleh penggunaan Paylater sebanyak 45,9 persen.
"Kebiasaan belanja online masyarakat yang diikuti dengan semakin meningkatnya transaksi digital perlu diimbangi dengan pemahaman masyarakat tentang cara bertransaksi digital yang aman. Terlebih jika mengingat saat ini modus penipuan transaksi digital pun semakin beragam," kata SVP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Jumat (18/8/2023).
Hal tersebut, sambung Indina, jadi tantangan buat industri dan memerlukan langkah serius serta kolaborasi masyarakat, pelaku industri, hingga pemerintah agar ekosistem digital yang aman bisa tercapai.
Sebagai langkah preventif dari modus penipuan yang dapat berujung pada peretasan akun pengguna, Kredivo terus meningkatkan level keamanannya sehingga memiliki level keamanan setara dengan bank.
Selain itu, Kredivo juga menerapkan metode otentikasi dua faktor (2FA) untuk setiap transaksi, yang melibatkan penggunaan PIN dan OTP sebagai langkah-langkah keamanan tambahan.
Selain penguatan dari sistem keamanan secara internal, Kredivo juga telah meluncurkan kampanye #AutoMikir yang diperuntukkan untuk setiap penggunanya. Melalui kampanye itu, Kredivo menargetkan berkurangnya kasus penipuan hingga lebih dari 30 persen.
Adapun beberapa modus penipuan yang sering ditemui oleh pengguna Kredivo termasuk penawaran Flexi Card, penukaran poin Kredivo, dan hadiah giveaway palsu. Kredivo pun membagikan 5 tips terhindar dari penipuan ketika bertransaksi digital. Berikut ulasannya:
1. Tidak memberikan data pribadi
Sangat penting untuk menjaga kerahasiaan informasi pribadi yang berkaitan dengan akun kamu. User ID, password, dan kode One-Time Password (OTP) adalah kunci akses utama ke akun-akun kamu.
Sekali mengungkapkan informasi ini kepada pihak lain, bahkan yang mengaku dari platform pembayaran, dapat membuka pintu upaya penipuan.
Biasanya, pelaku akan berusaha menghubungimu dan mengaku berasal dari platform pembayaran untuk meminta kode OTP. Padahal platform keuangan yang resmi berizin dan diawasi OJK tidak akan pernah meminta data pribadi tersebut pada setiap penggunanya.