- Memiliki produk atau layanan nyata,
- Dikelola oleh tim manajemen berpengalaman, dan
- Menunjukkan kinerja keuangan yang solid.
Alasan Warren Buffett Tetap Ragu pada Kripto Meski Nilainya Terus Naik

- Pandangan terhadap kripto; Warren Buffett meyakini mata uang kripto akan berakhir buruk dan tidak akan berinvestasi di mata uang digital
- Fluktuasi pasar kripto yang tak terduga: Sejak terpilihnya Presiden Donald Trump, yang dikenal sebagai salah satu tokoh politik prokripto, kripto bergerka positif
Berinvestasi di cryptocurrency atau mata uang kripto memang bukan untuk mereka yang mudah panik. Dunia aset digital ini dikenal sangat fluktuatif, bahkan Bitcoin, sebagai koin terbesar di pasar, sering kali mengalami naik-turun tajam.
Tingkat volatilitas yang tinggi dan tren pasar yang sering digerakkan oleh hype ketimbang fundamental bisnis menjadi alasan kuat mengapa investor legendaris Warren Buffett enggan terjun langsung ke aset kripto.
1. Pandangan Warren Buffett tentang Bitcoin

Pada 2018, CEO Berkshire Hathaway itu pernah menyebut Bitcoin sebagai “racun tikus dalam bentuk kuadrat,” seperti dilaporkan oleh Fortune. Dalam wawancara dengan CNBC di tahun yang sama, Buffett menegaskan pandangannya,
“Saya hampir yakin bahwa mata uang kripto akan berakhir buruk. Kami tidak memilikinya, tidak menjualnya, dan tidak akan pernah berinvestasi di dalamnya.”
Pernyataan tersebut mencerminkan pandangan klasik Buffett yang lebih memilih aset dengan nilai intrinsik dan arus kas nyata ketimbang aset spekulatif seperti kripto.
2. Fluktuasi pasar kripto yang tak terduga

Seiring waktu, pasar kripto memang mengalami pasang surut yang ekstrem, dengan periode euforia tinggi yang kerap diikuti koreksi tajam. Namun, belakangan ini pergerakannya cenderung menguat, terutama sejak terpilihnya Presiden Donald Trump, yang dikenal sebagai salah satu tokoh politik prokripto.
Dukungan kebijakan terhadap inovasi blockchain dan aset digital membuat sentimen pasar kembali positif. Nilai Bitcoin pun tercatat melonjak sekitar 30 persen sejak 4 November 2024, tepat sehari sebelum pemilu, menandakan optimisme baru di kalangan investor terhadap masa depan industri kripto.
3. Buffett sempat berinvestasi tidak langsung di dunia kripto

Menariknya, Buffett sempat menaruh sedikit minat pada industri ini, meski secara tidak langsung. Empat tahun lalu, Berkshire Hathaway menginvestasikan 500 juta dolar AS (sekitar Rp8 triliun) di Nu Holdings, perusahaan perbankan asal Brasil yang memiliki platform kripto sendiri. Beberapa waktu kemudian, Berkshire menambah investasinya sebesar 250 juta dolar AS (sekitar Rp4 triliun).
Meskipun begitu, jumlah tersebut relatif kecil dibandingkan dengan nilai pasar Berkshire Hathaway yang mencapai 1 triliun dolar AS. Artinya, langkah Buffett ini lebih bersifat diversifikasi minor ketimbang perubahan pandangan terhadap aset digital.
4. Mengapa Buffett tetap ragu akan cryptocurrency?

Dengan pandangan skeptisnya terhadap aset digital, kecil kemungkinan Buffett akan membuat langkah besar di pasar kripto dalam waktu dekat. Bahkan pada 2022, ia masih menyebut Bitcoin sebagai aset tanpa nilai nyata, menurut laporan Benzinga.
Sikap ini sejalan dengan filosofi investasinya selama puluhan tahun, Buffett hanya menaruh uangnya pada bisnis yang:
Sementara cryptocurrency tidak menghasilkan barang atau jasa, melainkan berfungsi sebagai alat tukar digital. Seperti yang dijelaskan Benzinga, Buffett mungkin menghindari kripto karena aset ini “tidak mampu menghasilkan nilai atau pendapatan berwujud seperti aset lainnya.”
Meski nilai kripto terus melonjak dan semakin diterima secara global, Warren Buffett tetap berpegang pada prinsip investasi klasik: hanya menanamkan modal pada bisnis yang nyata dan produktif. Pandangan skeptisnya menjadi pengingat bahwa setiap investor perlu memahami risiko, bukan sekadar tergoda oleh tren sesaat.