Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Dalam era modern yang serba cepat, banyak individu yang tertekan dengan gaya hidup yang penuh dengan tuntutan dan tergesa-gesa. Nah, salah satu upaya untuk melawan stres karena hal ini, muncul sebuah filosofi hidup yang dikenal sebagai slow living atau hidup lambat. Slow living tak hanya tentang melambatkan aktivitas kamu, tapi juga menyadari kebutuhan akan apresiasi momen, keseimbangan, dan refleksi dalam hidup.
Sebenarnya penerapan gaya hidup slow living ini bisa dilakukan dalam berbagai bidang, mulai dari self-improvement hingga keuangan harian, lho. Filosofi ini membuat kita lebih welas dalam mengatur keuangan harian. Disimak, yuk!
1. Belanja lebih lambat
ilustrasi belanja dengan penuh pertimbangan dan perhatian (pexels.com/Anna Tarazevich) Salah satu karakter utama dari slow living adalah melambat, dan ini termasuk dalam hal mengambil keputusan berbelanja. Prinsip ini menekankan pentingnya untuk meluangkan waktu memikirkan apa yang akan dibeli. Hal yang perlu kamu lakukan adalah mempertimbangkan nilai sebenarnya dari barang atau layanan yang hendak dibeli.
Kamu juga perlu menghindari pembelian impulsif sehingga gak menyesal ketika salah mengambil keputusan. Pertimbangan ini dapat membantu kamu tetap fokus pada apa yang benar-benar diperlukan dan dihargai.
2. Hati-hati dengan pembelian impulsif
ilustrasi kartu kredit (unsplash.com/Pickawood) Keinginan untuk membeli sesuatu terkadang dipicu oleh emosi atau iklan yang pandai merayu. Penting untuk menyadari efek emosional apakah pembelian ini memang sesuai dengan kebutuhan sebenarnya atau enggak. Hindari juga kemudahan untuk menggunakan fitur pay later atau kredit yang membuat kamu semakin menjadi-jadi dalam pembelian barang. Padahal fitur ‘menunda bayar’ membuat kamu selalu ingin berhutang dan akhirnya berat untuk membayar di akhir bulan.
Dengan menjalani gaya hidup slow moving, kamu jadi makin sadar dampak keuangan jangka panjang. Akhirnya, pembelian impulsif bisa dihindari dan kestabilan keuangan tetap terjaga. Setuju?
3. Mengatasi hasrat berbelanja secara emosional
ilustrasi lebih bijak dalam mengambil keputusan untuk belanja (pexels.com/Alexandra Maria) Banyak orang berbelanja sebagai bentuk penghiburan atau hadiah. Dalam slow living, penting untuk mengatasi hasrat berbelanja secara emosional dan memahami bahwa kepuasaan sesaat dari pembelian bisa memberikan dampak negatif pada keuangan di jangka panjang. Jadi, ketika kamu merasa ada keinginan untuk berbelanja, tetap ingat untuk berikan waktu untuk merenung apakah sesuai dengan tujuan finansial atau gak.
Baca Juga: 5 Tips Menemukan Keseimbangan Hidup dari Slow Living
4. Matikan notifikasi aplikasi belanja online
ilustrasi belanja online (pexels.com/PhotoMIX Company) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Mematikan notifikasi aplikasi belanja online juga menjadi cara jitu mengatur keuangan harian. Notifikasi ini sering dimanfaatkan sebagai cara memancing pelanggan supaya kembali berbelanja dengan memberikan penawaran khusus berupa diskon atau cashback. Setidaknya dengan mematikan notifikasi, kamu jadi bisa mengurangi godaan untuk berbelanja berlebihan, kan.
5. Investasi yang dijalankan dengan kehati-hatian
ilustrasi grafik investasi (unsplash.com/Markus Winkler) Penerapan slow living dalam investasi dapat dilihat dalam jangka panjang. Selain itu, prinsip ini juga menghindari ketidakstabilan pasar. Bisa dibilang, slow living mengajarkan kamu untuk melakukan slow investing yang membuatmu gak terpengaruh dengan fluktuasi harian atau bahkan bulanan di pasar saham.
Itulah mengapa kamu memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan jangka panjang dan konsistensi dalam strategi investasi.
6. Lakukan penelitian sebelum mengambil keputusan finansial besar
ilustrasi ingin membeli rumah (pexels.com/MART PRODUCTION) Slow living mengajarkan setiap individu memperlambat proses pengambilan keputusan, terlebih saat menyangkut keputusan finansial yang besar. Sebelum mengambil langkah signifikan seperti meminjam dalam jumlah besar, melakukan investasi yang substansial, atau mengambil KPR, kamu perlu melakukan penelitian secara cermat.
Pahami dengan baik penyedia layanan yang akan kamu pilih, biaya yang akan kamu bayar, dan dampaknya terhadap situasi keuangan kamu. Dengan mengedukasi diri sendiri, kamu jadi memiliki kepercayaan diri yang lebih besar sambil mengurangi resiko.