Harga BBM Melonjak Picu Kenaikan Inflasi, 4 Hal Ini Perlu Kamu Lakukan
Inflasi dapat memengaruhi keuangan kamu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Inflasi meneror berbagai negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Ancaman kenaikan inflasi kembali mencuat usai pemerintah menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Sedangkan Solar naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter
Sementara itu, harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax juga naik dari sebelumnya Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pemerintah sudah menghitung dampak kenaikan harga BBM terhadap lonjakan inflasi. Naiknya harga Pertalite, Pertamax dan Solar diperkirakan akan berkontribusi terhadap inflasi sebesar 1,9 persen di tahun ini.
"Kan kita sudah hitung dari yang ini kan 1,9 persen dampaknya kenaikan dari BBM ini ke inflasi," kata Febrio ditemui di Gedung DPR RI, Senin (5/9/2022).
Atas adanya tambahan inflasi dari kenaikan harga BBM per 3 September 2022 ini maka inflasi tahun ini diperkirakan akan berada pada kisaran 6,6 persen hingga 6,8 persen. Sedangkan target dalam APBN adalah 3 persen plus minus 1 persen.
"(Perkiraan inflasi tahun ini) kisarannya sekitar 6,6 sampai 6,8 persen," ujar Febrio.
Nah, millennials tentunya perlu menyiapkan diri jika inflasi di dalam negeri meningkat. Setidaknya ada empat hal yang dapat kamu lakukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan inflasi. Simak selengkapnya!
Baca Juga: BI Prediksi Inflasi Indonesia Tembus 4,5 Persen pada 2022
Baca Juga: Zulhas: Kalau Orang Uangnya Banyak, Gak Begitu Marah Inflasi Naik pun
1. Pantau portofolio investasi milik kamu yang berisiko tinggi
Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho menyampaikan hal pertama yang dapat kamu lakukan adalah memerhatikan portofolio investasi yang kamu miliki. Untuk investasi yang resikonya tinggi, misalnya saham, forex, apalagi kripto, harus betul-betul diperhatikan.
"Dalam artian, misalnya tiba-tiba ataupun dalam waktu dekat kita lihat pergerakan trennya itu menurun terus, segera memutuskan apakah mau hold atau pindahkan ke aset atau instrumen yang lebih rendah risikonya. Jadi siap-siap untuk di-switching istilahnya," katanya kepada IDN Times.
Baca Juga: Inflasi Tahunan RI Tembus 4,35 Persen, Tertinggi Sejak Juni 2017
Baca Juga: Simak Deretan Naik-Turun Harga BBM Sejak Jokowi Jadi Presiden