TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BI: Seluruh Pasar Keuangan Panik, Jual Aset Borong Dolar

Investor menjual seluruh asetnya, termasuk yang di Indonesia

IDN Times/Hana Adi Perdana

Jakarta, IDN Times - Pelaku pasar uang di seluruh dunia menunjukkan kepanikan luar biasa menghadapi pandemik virus corona atau COVID-19. Pelaku pasar dan pemilik modal berlomba menjual aset dan berburu dolar AS. Inilah yang memicu pelemahan nilai tukar rupiah yang sudah menembus Rp16.000 per dolar AS.

Perry, dalam telekonferensi pers usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Bogor, Jumat (20/3) dikutip dari Antara, mengatakan kepanikan di pasar keuangan global membuat kurs dolar AS semakin perkasa, dan sebaliknya rupiah tertekan karena aset-aset berdenominasi rupiah ditinggalkan.

"Memang investor dan pelaku pasar global melepas semua aset-asetnya yang mereka miliki apakah saham, apakah obligasi, emas, dan mereka menjualnya dalam bentuk dolar AS, sehingga di seluruh dunia terjadi pengetatan dolar di pasar keuangan global," kata dia.

Baca Juga: Dolar Tembus Rp16.000, Ini Cara Sederhana Kita Bisa Perkuat Rupiah

1. Indonesia tak sendirian, situasi pasar uang beda dengan era krisis global tahun 1998 dan 2008

IDN Times/Maulana

Dalam konteks itu, lanjutnya, memang Indonesia juga terkena. Artinya, Indonesia tidak sendiri, karena seluruh negara mengalami hal yang sama.

Perry menekankan tekanan terhadap pasar keuangan saat ini berbeda dengan tekanan di era krisis global pada 1998 dan 2008. Sekarang yang terjadi adalah kepanikan seluruh pasar keuangan global.

2. BI mengintervensi pasar, memborong SBN sebanyak Rp163 triliun

IDN Times/Hana Adi Perdana

BI, kata Perry, terus berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah, baik melalui intervensi di pasar spot, intervensi Domestik NDF dan juga pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang dilepas oleh investor asing.

"Kami terus melakukan ini, di tengah-tengah investor global yang menarik dananya dari seluruh negara, (dan) membelikan dollar AS, termasuk dari Indonesia. Kami akan terus berada di pasar, menjaga pasar, dan memastikan fungsi mekanisme pasar melalui tiga intervensi yaitu spot, domestik NDF, dan melalui pembelian SBN dari pasar sekunder," ujar Perry.

Hingga saat ini, BI telah memborong Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder sebesar Rp163 triliun. Pembelian SBN yang dilepas investor asing ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, maupun imbal hasil di SBN.

Baca Juga: Bank Jual Dolar AS Seharga Rp16.675

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya