TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mantap! Merah Putih Fund Bakal Kucurkan Rp4,3 T buat Calon Unicorn RI

Ada tiga syarat agar startup bisa didanai Merah Putih Fund

Konferensi Pers Peresmian Gerakan Akselerasi Generasi Digital di JCC pada Rabu (15/12/2021). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah mendirikan Merah Putih Fund, yakni fasilitas pendanaan untuk startup lokal yang berpotensi menjadi unicorn. Merah Putih Fund menargetkan penggalangan dana hingga 300 juta dolar AS atau setara Rp4,29 triliun (kurs Rp14.325) untuk mendanai calon unicorn tersebut.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan penggalangan dana Merah Putih Fund itu tak hanya berasal dari perusahaan pelat merah atau BUMN, tetapi juga dari perusahaan swasta nasional.

"Kami di Merah Putih Fund juga melebarkan, bahwa tidak hanya BUMN, kita juga ajak swasta nasional. Lalu kita benangi merahnya," ucap Erick dalam peresmian Gerakan Akselerasi Generasi Digital di Jakarta Convention Center, Rabu (15/12/2021).

Baca Juga: Bahas Avengers, Erick Thohir Butuh Superhero Genjot Ekonomi Digital

1. Syarat calon unicorn buat didanai Merah Putih Fund

Presiden Jokowi menghadiri Peresmian Gerakan Akselerasi Generasi Digital di JCC pada Rabu (15/12/2021). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

CEO Mandiri Capital Indonesia (MCI), Eddi Danusaputro mengatakan Merah Putih Fund membidik calon unicorn atau soon to be unicorn (soonicorn) yang memiliki valuasi di kisaran 100-200 juta dolar AS atau setara Rp1,4-2,8 triliun

Selain itu, unicorn tersebut harus didirikan oleh orang Indonesia, memiliki kantor di Indonesia, dan memiliki peta jalan untuk melantai di bursa alias IPO.

"Valuation sudah di atas 100 juta dolar AS misalnya, syukur-syukur mendekati 200 juta dolar AS, itu baru kita lirik. Jadi namanya soonicorn, sudah ada track record-nya," tutur Eddi.

Baca Juga: 5 Arahan Presiden Jokowi terkait Pemulihan Ekonomi Nasional

2. Merah Putih Fund tak mau ambil risiko danai startup pemula

Ilustrasi Startup. (IDN Times/Aditya Pratama)

Eddi mengatakan startup yang dibidik memang yang sudah memiliki rekam jejak dengan syarat-syarat di atas. Sebab, para investor memang tak mau mengambil risiko mendanai startup yang baru berdiri.

"Memang kalau secara tahapan, kita memang preferensinya startup yang sudah punya rekam jejak, bukan yang baru berdiri. Krn bagaimana pun kami investor. Kalau kami invest ke yang terlalu early stage mungkin lebih riskan. Jadi sudah ada rekam jejak baik dari sisi jualan, dan fund raising, jadi mungkin sudah 1-2 kali melakukan fund raising," ujar Eddi.

Baca Juga: Daftar Unicorn Terbaru di Indonesia, Ada Anggota Baru!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya