Ilustrasi bekerja secara tim (pixabay.com/Malachi Witt)
Untuk bisa melakukan analisis fundamental, seorang calon investor harus bisa mendalami teknik-teknik di dalamnya. Beberapa teknik yang perlu dipelajari antara lain seperti di bawah ini.
ANALISIS EKONOMI
Teknik pertama di dalam analisis fundamental adalah sebuah analisis ekonomi. Teknik analisis ekonomi pun dibagi lagi menjadi dua kategori, yakni analisis ekonomi makro serta mikro.
1. Analisis ekonomi makro
Pada jenis Analisis Ekonomi Makro lebih sering dipakai untuk bisa mencari tahu ekonomi global secara keseluruhan. Nantinya, kamu bisa menilai kondisi perekonomian dunia saat ini apakah masih kondusif dan bisa mendukung kondisi pertumbuhan ekonomi negara Indonesia atau tidak.
2. Analisis ekonomi mikro
Untuk jenis analisis ekonomi mikro juga diperuntukan pada kondisi ekonomi di dalam negeri. Faktor yang harus diperhatikan adalah kondisi inflasi apakah bisa berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi atau tidak.
Dengan mengetahui analisis tersebut, maka kamu bisa tahu mana perusahaan yang memiliki prospek cerah atau justru sedang redup.
ANALISIS SIKLUS INDUSTRI
Poin selanjutnya adalah teknik analisis Siklus Industri yang dapat mempersempit analisis kita saat akan membeli saham. Dengan adanya teknik ini, maka calon investor bisa mengelompokan perusahaan pada siklus industri. Beberapa kelompok tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Fase awal atau pioneering phase
Fase pertama yang juga bisa disebut pioneering phase merupakan analisis yang melihat perusahaan masih awal berdiri. Maka dari itu, perusahaan yang masih dalam fase ini penjualannya masih kecil.
Jika kamu berinvestasi pada perusahaan di fase awal ini cukup beresiko mengingat kestabilannya masih belum diketahui. Akan tetapi, apabila di masa depan perusahaan ini tumbuh pesat, maka keuntungan yang kamu dapatkan juga sangat besar.
2. Fase pertumbuhan atau rapid growth phase
Untuk jenis fase pertumbuhan atau bisa juga disebut rapid growth phase, maka perusahaan tersebut mengalami peningkatan dari sisi margin dan juga laba bersihnya. Jika kamu ingin membeli saham perusahaan dengan risiko rendah, maka jenis fase pertumbuhan adalah pilihan tepat.
3. Fase pendewasaan atau mature growth phase
Pada jenis fase pendewasaan atau mature growth phase, kamu harus berhati-hati karena kompetisi bisnis di dalamnya sangat ketat. Maka dari itu, jenis perusahaan yang masuk ke dalam fase tersebut perlu terobosan atau inovasi yang baru serta menarik.
Dari sisi keuntungan memang tergolong stabil, akan tetapi risiko labanya akan tergerus karena banyaknya persaingan tadi. Oleh sebab itu, kamu harus mencari perusahaan yang mempunyai pasar luas jika memilih fase pendewasaan.
4. Fase stabilisasi dan pendewasaan pasar
Untuk jenis yang satu ini, jenis perusahaan yang masuk di dalamnya kesulitan untuk tumbuh lebih pesat. Sedangkan persaingan memperebutkan pasar tergolong bisa dikatakan cukup mematikan.
Jika kamu melakukan investasi pada perusahaan di fase ini sebenarnya masih tetap menguntungkan. Namun, hasilnya tidak sebesar fase sebelumnya karena perusahaan ini berjalan lambat.
5. Fase perlambatan
Fase yang terakhir ini pada dasarnya banyak diburu oleh para calon investor karena keuntungannya sangat cepat. Akan tetapi, semakin hari justru semakin berkurang pasarnya sehingga perusahaan ini meredup.
Tentu saja hal tersebut berimbas pada keuntungan perusahaan yang bisa saja mencapai minus. Sangat disarankan kamu menghindari saham perusahaan dalam fase tersebut.