Inflasi inti merupakan perubahan biaya barang dan jasa tetapi tidak termasuk biaya dari sektor makanan dan energi. Harga makanan dan energi dikecualikan dari perhitungan ini karena harganya bisa terlalu fluktuatif atau berfluktuasi secara liar.
Inflasi inti penting karena digunakan untuk menentukan dampak kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
Makanan dan energi adalah kebutuhan pokok, yang berarti permintaan mereka tidak banyak berubah bahkan ketika harga naik. Misalnya, harga minyak mungkin naik dengan harga gas, tetapi kita masih perlu mengisi tangki untuk mengemudikan mobil. Demikian pula, kita tidak akan mendorong membeli bahan makanan hanya karena harga naik di toko.
Maka mengapa sektor makanan dan energi tidak masuk inflasi inti padahal hal tersebut merupakan kebutuhan pokok manusia? Ini disebabkan karena sektor makanan dan energi dinilai memiliki kenaikan harga yang sangat fluktuatif. Perubahan harga yang fluktuatif akan membuat perhitungan inflasi menjadi kurang akurat.
Selain itu, minyak dan gas adalah komoditas dan diperdagangkan di bursa di mana para pedagang dapat membeli dan menjualnya. Makanan juga diperdagangkan termasuk gandum, dan jagung.
Spekulasi komoditas energi dan pangan menyebabkan volatilitas harga mereka, menyebabkan ayunan liar dalam angka inflasi. Misalnya, kekeringan dapat menyebabkan efek dramatis pada harga tanaman.
Efek pada inflasi bisa singkat, yang berarti mereka pada akhirnya mengoreksi diri mereka sendiri dan pasar kembali ke keadaan seimbang. Akibatnya, harga pangan dan energi untuk barang-barang tersebut dikeluarkan dari perhitungan inflasi inti.