Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Asuransi (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG), Hexana Tri Sasongko mengatakan daya saing industri asuransi dan dana pensiun lokal masih kalah dengan perusahaan asing yang menjual jasa di Indonesia.

Kondisi itu terlihat dari neraca perdagangan jasa, khususnya di industri asuransi dan dana pensiun yang masih defisit.

“Dari sisi competitiveness, asuransi dan dana pensiun memang menghasilkan nilai ekspor jasa 155 juta dolar AS pada 2022. Namun, nilai impor jauh dari angka ekspor tersebut, yaitu 2,1 miliar dolar AS. Sehingga menyisakan defisit sebesar 1,9 miliar dolar AS,” kata Hexana dalam Konferensi Nasional IFG di Jakarta, Selasa (16/5/2023).

 

1. Impor jasa asuransi dan dana pensiun sumbang defisit neraca perdagangan jasa

Ilustrasi asuransi (IDN Times/Aditya Pratama)

Hexana mengatakan, angka itu memberi sumbangan cukup besar terhadap defisit neraca perdagangan jasa tahun 2022. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), defisit neraca perdagangan jasa pada 2022 mencapai 20 miliar dolar AS. Angka defisit itu naik dari 2021 dengan nilai Rp 14,6 miliar dolar AS.

“Defisit dari asuransi dan dapen ini setara dengan hampir 10 persen dari total defisit neraca jasa pada 2022,” tutur Hexana.

2. Kontribusi industri asuransi dan dana pensiun ke PDB masih rendah

Editorial Team

Tonton lebih seru di