Seseorang menggunakan layanan BRI Ceria. (Dok. BRI)
Dalam menjalani peran barunya, BRI Agro menjunjung visi untuk menjadi House of Fintech and Home of Gig Economy. Perusahaan akan mengandalkan kerja sama dengan sejumlah perusahaan teknologi finansial yang sudah terjalin sejak lama untuk menciptakan produk-produk digital untuk masyarakat.
Melalui kolaborasi dengan perusahaan tekfin dan rintisan (startup), BRI Agro bisa melayani masyarakat yang bekerja dan beraktivitas di segmen agritech, ride hailing, e-commerce, dan lain-lain, secara lebih optimal. Kaspar menyebut, perusahaan tekfin merupakan mitra penting bagi BRI Agro kini dan nanti demi pertumbuhan berkelanjutan perusahaan. Karena itu, integrasi dan kolaborasi antara BRI Agro dengan perusahaan tekfin kini sudah dilakukan berdasarkan Application Programming Interface (API).
API merupakan infrastruktur yang memungkinkan perusahaan satu dengan lainnya terhubung secara cepat dan presisi. Singkatnya, melalui kerja sama berbasis API, layanan perbankan BRI Agro bisa dengan mudah diakses masyarakat pengguna tekfin yang bekerja sama.
“Cara bekerja samanya tentu harus berbasis API. Produk-produk (keuangan) gak perlu kami miliki semua, tapi kami bisa menjadi distributor of financial services, yang penting kami punya basic infrastrukturnya. Contohnya, ada layanan pembukaan tabungan secara digital dan bisa tercipta akun baru hanya kurang dari 5 menit. Kemudian untuk digital lending bisa dengan scan wajah, KTP, lalu uangnya ditransfer dalam waktu kurang dari 2 menit,” ujarnya.