Ilustrasi menabung. (IDN Times/Sukma Shakti)
Berdasarkan gambaran dari simulasi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai yang fluktuatif pada giro ratio minimum akan mempengaruhi sirkulasi perputaran uang dalam roda ekonomi nasional.
Oleh karena itu, bank sentral juga menggunakan persyaratan rasio cadangan wajib sebagai instrumen dalam kebijakan moneter. Di samping instrumen lainnya seperti suku bunga acuan dan operasi pasar terbuka yang sudah umum kita ketahui.
Ketika Bank Indonesia menilai bahwa jumlah uang yang beredar dalam perekonomian harus ditambah, maka kebijakan yang diambil salah satunya dengan menurunkan rasio cadangan wajib.
Dengan begitu, akan semakin banyak kredit tersalurkan pada masyarakat. Uang yang mengalir dalam perekonomian pun meningkat seiring meningkatnya daya beli. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan moneter ekspansioner.
Sebaliknya, apabila uang beredar jumlahnya terlalu banyak. Bank Indonesia akan menaikkan rasio cadangan wajib sebagai implementasi kebijakan moneter kontraksioner. Inilah pentingnya cadangan wajib, tidak hanya bagi operasional bank namun juga berpengaruh pada perekonomian secara makro.