Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Instrumen Investasi Syariah dengan Return Menjanjikan 

ilustrasi meeting (freepik.com/jcomp)
ilustrasi meeting (freepik.com/jcomp)

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, banyak orang mulai beralih ke investasi syariah yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga sesuai dengan prinsip halal. Investasi syariah menawarkan keuntungan berbasis bagi hasil (profit-sharing) dan menghindari riba, spekulasi berlebihan (gharar), serta ketidakjelasan (maysir). Dengan pertumbuhan industri keuangan syariah yang pesat, kini semakin banyak pilihan instrumen investasi syariah yang bisa memberikan return menarik tanpa mengorbankan prinsip syariah.

Bagi yang ingin berinvestasi secara syariah, penting untuk memahami instrumen-instrumen yang tersedia dan potensi return-nya. Dari saham syariah hingga sukuk, setiap produk memiliki karakteristik dan risiko berbeda. Artikel ini akan membahas lima instrumen investasi syariah terbaik yang bisa jadi pilihan untuk membangun portofolio halal dengan keuntungan optimal.

1. Saham syariah (islamic stocks)

ilustrasi saham (freepik.com/rawpixel.com)
ilustrasi saham (freepik.com/rawpixel.com)

Saham syariah menjadi salah satu instrumen investasi paling populer karena likuiditas tinggi dan potensi capital gain yang besar. Saham-saham ini telah lolos screening ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan Syariah Nasional (DSN) untuk memastikan bisnisnya bebas dari riba, judi, atau produk haram. Beberapa emiten syariah unggulan seperti Bank Syariah Indonesia (BRIS) dan Unilever Indonesia (UNVR) kerap memberikan dividen konsisten.

Selain dividen, keuntungan investasi saham syariah juga bisa didapat dari kenaikan harga saham seiring pertumbuhan perusahaan. Risiko fluktuasi pasar tetap ada, tetapi dengan analisis fundamental yang tepat, peluang cuan jangka panjang terbuka lebar. Investor bisa memanfaatkan aplikasi sekuritas syariah seperti Ajaib Syariah atau Mandiri Sekuritas Syariah untuk memulai investasi dengan mudah.

2. Reksa dana syariah (islamic mutual funds)

ilustrasi meeting (freepik.com/jcomp)
ilustrasi meeting (freepik.com/jcomp)

Reksa dana syariah menawarkan diversifikasi instan karena dananya dikelola oleh manajer investasi profesional sesuai prinsip syariah. Instrumen ini cocok untuk pemula yang ingin berinvestasi tanpa perlu memantau pasar setiap hari. Reksa dana syariah terbagi dalam beberapa jenis, seperti reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham, dengan tingkat risiko berbeda.

Return reksa dana syariah cenderung stabil, terutama untuk reksa dana pendapatan tetap syariah yang berinvestasi pada sukuk. Beberapa produk reksa dana syariah seperti Syailendra Pendapatan Tetap Syariah atau Danareksa Saham Syariah mencatat kinerja impresif dengan return hingga 10-15% per tahun. Kelebihan lainnya adalah modal awal yang relatif kecil, mulai dari Rp100 ribu saja.

3. Sukuk (islamic bonds)

ilustrasi koin (freepik.com/freepik)
ilustrasi koin (freepik.com/freepik)

Sukuk atau obligasi syariah merupakan surat utang berbasis aset (asset-backed) yang mematuhi prinsip syariah. Berbeda dengan obligasi konvensional yang menggunakan bunga, sukuk memberikan keuntungan melalui bagi hasil (nisbah). Pemerintah Indonesia rutin menerbitkan Sukuk Negara (SBSN) dengan imbal hasil menarik, seperti Sukuk Tabungan atau Sukuk Ritel.

Selain aman karena dijamin negara, sukuk juga memiliki tenor beragam, mulai dari 1 tahun hingga 10 tahun. Imbal hasil sukuk korporasi seperti yang diterbitkan oleh perusahaan infrastruktur bisa lebih tinggi, sekitar 8-12% per tahun. Investor bisa membeli sukuk melalui bank syariah atau platform digital seperti Bareksa dan Bibit.

4. Deposito syariah (islamic time deposits)

ilustrasi bank (freepik.com/rawpixel.com)
ilustrasi bank (freepik.com/rawpixel.com)

Deposito syariah memberikan alternatif investasi rendah risiko dengan keuntungan tetap dalam bentuk bagi hasil, bukan bunga. Produk ini cocok untuk yang ingin menghindari fluktuasi pasar saham atau reksa dana. Bank syariah seperti BSI, Bank Muamalat, dan Bank Mega Syariah menawarkan deposito syariah dengan nisbah kompetitif, mulai dari 4-7% per tahun.

Keunggulan deposito syariah adalah jaminan keamanan dana oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) hingga Rp2 miliar per nasabah. Meski return-nya lebih rendah dibanding saham, deposito syariah tetap menarik sebagai instrumen parkir dana darurat atau tujuan jangka pendek. Proses pembukaan deposito syariah juga mudah, bisa dilakukan via mobile banking.

5. Peer-to-peer lending syariah (P2P syariah)

ilustrasi meeting (freepik.com/tirachardz)
ilustrasi meeting (freepik.com/tirachardz)

P2P lending syariah mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dan penerima pinjaman (borrower) dalam skema bagi hasil sesuai syariah. Platform seperti ALAMI, Ammana, dan Modal Rakyat Syariah menawarkan return hingga 15-18% per tahun, lebih tinggi daripada deposito atau reksa dana. Investasi ini cocok untuk yang mencari passive income dengan risiko moderat.

Meski menjanjikan, penting untuk memilih platform P2P syariah yang terdaftar dan diawasi OJK gak menghindari risiko gagal bayar. Diversifikasi pendanaan ke beberapa proyek bisa meminimalkan risiko. Selain itu, pastikan memahami profil risiko dan skema akad yang digunakan, seperti mudharabah atau musyarakah.

Investasi syariah bukan hanya tentang keuntungan finansial, tetapi juga keberkahan dengan menjauhi transaksi haram. Kelima instrumen di atas, saham syariah, reksa dana syariah, sukuk, deposito syariah, dan P2P lending syariah, menawarkan peluang return menarik dengan risiko yang bisa disesuaikan profil investor.

Dengan pertumbuhan ekonomi syariah yang semakin pesat, kini saatnya mempertimbangkan portofolio investasi halal untuk masa depan lebih baik. Mulailah dengan instrumen yang paling sesuai dengan tujuan finansial dan toleransi risiko. Selamat berinvestasi secara syariah, raih cuan maksimal tanpa melanggar prinsip agama!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us