Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi tidak punya uang (pexels.com/@olly)
Ilustrasi tidak punya uang (pexels.com/@olly)

Intinya sih...

  • Masih hidup dari gaji ke gaji, sulit menabung

  • Terlalu mengandalkan kartu kredit, terjerat utang

  • Belum punya perencana keuangan, butuh bantuan profesional

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bertahun-tahun kamu bekerja keras dengan gaji pas-pasan, berjuang menutup kebutuhan yang kadang lebih besar dari pemasukan. Sekarang, setelah perjuangan panjang, akhirnya kamu berhasil mendapat pekerjaan dengan gaji yang jauh lebih besar. Selamat! Tapi anehnya, saldo rekeningmu tetap tipis seperti dulu.

Kenapa bisa begitu?

Jawabannya sederhana: kamu masih membawa “kebiasaan miskin” dari masa lalu. Ini hal yang wajar, tapi kabar baiknya: kebiasaan ini bisa diubah kalau kamu tahu cara berpikir finansial yang benar. Dilansir Yahoo! Finance, berikut tiga kebiasaan miskin yang membuatmu sulit mengatur uang.

1. Masih hidup dari gaji ke gaji

Ilustrasi menerima gaji (freepik.com)

Dulu, saat gaji masih kecil, kamu mungkin nggak punya pilihan lain selain hidup dari satu gaji ke gaji berikutnya. Setelah bayar sewa, tagihan, dan kebutuhan harian, hampir tidak ada sisa untuk menabung. Itu membuatmu terbiasa hidup dalam mode bertahan hidup (survival mode), di mana fokusnya hanya pada “yang penting bisa hidup bulan ini”.

Masalahnya, kebiasaan itu sering terbawa bahkan setelah penghasilan meningkat. Mungkin kamu belum pernah benar-benar belajar cara menabung, atau merasa menabung itu terlalu sulit dilakukan. Akibatnya, setiap kali gajian, uang langsung habis untuk belanja, nongkrong, atau beli barang yang sebenarnya nggak kamu butuhkan.

Penulis keuangan Emily Starbuck Gerson pernah mengatakan, pengeluaran berlebihan bisa menjauhkan kita dari tujuan keuangan penting seperti melunasi utang, menyiapkan dana pensiun, atau bahkan sekadar bayar tagihan tepat waktu. Mulailah dari hal sederhana — setiap kali ingin membeli sesuatu yang bukan kebutuhan pokok, berhenti sejenak dan tanya pada diri sendiri: “Apakah aku benar-benar butuh ini?”

2. Terlalu mengandalkan kartu kredit

Ilustrasi kartu kredit (freepik.com)

Waktu penghasilan masih kecil, kartu kredit mungkin jadi penyelamat. Entah untuk isi bensin, belanja kebutuhan pokok, atau memperbaiki mobil — meski tahu tagihannya bikin deg-degan di akhir bulan.

Sekarang, setelah gaji naik, kamu merasa bisa melunasi semuanya dengan mudah, jadi tetap pakai kartu kredit untuk hampir semua hal. Padahal, ini bisa jadi jebakan baru.

Menurut laporan dari Plancorp, banyak orang berpenghasilan tinggi justru terjerat utang kartu kredit karena merasa aman bisa membayar cicilan setiap bulan. Padahal, bunga yang menumpuk membuat total utang makin besar tanpa disadari.

Seperti yang ditulis analis keuangan Kevin Daniel, “Semakin besar penghasilan, semakin mudah seseorang merasa mampu membayar — padahal bunga kartu kredit secara perlahan menggerogoti setiap pembayaran.”

Jadi, bukan soal seberapa besar penghasilanmu, tapi seberapa bijak kamu mengelolanya. Gunakan kartu kredit hanya untuk hal penting dan pastikan selalu membayar lunas setiap bulan agar tidak terjebak bunga berbunga.

3. Belum punya perencana keuangan

ilustrasi belanja (pexels.com/@max-fischer)

Saat dulu penghasilan kecil, kamu mungkin berpikir, “Ngapain pakai jasa perencana keuangan, duit aja nggak ada". Padahal, justru semua orang, berapa pun penghasilannya, bisa mendapat manfaat dari seorang financial planner.

Dengan bantuan profesional, kamu bisa menyusun rencana keuangan yang sesuai tujuan hidup: menyiapkan dana darurat, melunasi utang, menabung untuk pensiun, hingga menikmati hidup tanpa rasa bersalah karena keuanganmu tetap sehat.

Perencana keuangan juga bisa bantu kamu membuat strategi yang seimbang, menikmati hasil kerja keras sekarang, sambil tetap mempersiapkan masa depan. Naik gaji seharusnya membawa perubahan positif, tapi tanpa memperbaiki kebiasaan lama, penghasilan besar pun bisa habis tanpa jejak.

Belajar menabung, membatasi penggunaan kartu kredit, dan mulai berkonsultasi dengan perencana keuangan adalah langkah kecil yang bisa memberi dampak besar bagi masa depan finansialmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team