UU Cipta Kerja Ditolak Buruh, Rupiah Melesat ke Level 14.735
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 65 poin di level 14.735 dari penutupan sebelumnya di level 14.800. Dalam perdagangan besok pagi, mata uang rupiah diprediksi masih fluktuatif.
"Namun, kemungkinan ditutup menguat sebesar 20-70 poin di level 14.700-14.750," ungkap Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Selasa (6/10/2020).
1. UU Ciptaker dinilai merugikan kaum buruh
Ibrahim menjelaskan, salah satu sentimen penguatan rupiah adalah kekecewaan buruh terkait pengesahan RUU Cipta Kerja (Ciptaker) menjadi UU. Undang-undang tersebut mengubah sejumlah aturan dan dinilai sangat merugikan kaum buruh.
"Sehingga sangat wajar kalau serikat pekerja dan buruh kembali berteriak lantang. Mungkin (pembahasan RUU Ciptaker) dilakukan karena ekonomi global melambat akibat resesi dan Indonesia kena dampaknya sehingga Baleg DPR begitu semangat mengesahkan RUU tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Selain Mogok Kerja, Buruh Siap Demo 8 Oktober Tolak RUU Cipta Kerja
2. Pengesahan RUU Ciptaker menuai kontroversi
Editor’s picks
Menurut dia, pengesahan RUU Ciptaker sangat bertentangan dengan semangat reformasi yang selama ini di dengung-dengungkan oleh Pemerintah. Permasalahan utama dalam UU Ciptaker telah menghapus setidaknya 5 pasal mengenai pemberian pesangon.
"Imbasnya, pekerja terancam tidak menerima pesangon ketika mengundurkan diri, mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), atau meninggal dunia," kata dia.
Di samping itu, lanjutnya, pemerintah juga mengubah dan menghapus sejumlah pasal terkait ketentuan Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu (PKWT) melalui UU Ciptaker. Salah satu poin yang menuai kontroversi adalah pemerintah menghilangkan batasan maksimal karyawan kontrak selama 3 tahun dalam UU Ciptaker.
3. Pasar kembali optimistis setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih
Selain sentimen UU Ciptaker, nilai tukar rupiah juga dipengaruhi kabar keluarnya Presiden AS Donald Trump dari rumah sakit karena terinfeksi virus corona. Meskipun ini tidak berarti dia benar-benar sembuh, pasar menganggap perkembangan ini sebagai tanda risiko politik yang terkait dengan pemilu telah surut.
Baca Juga: Warganet di Tiongkok Olok-olok Donald Trump karena Tertular COVID-19