ilustrasi investasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
Deposito memang tawarkan bunga yang stabil dan jelas kapan waktu untuk bisa mendapatkannya. Namun, akan menjadi bumerang jika nilainya tergerus oleh inflasi yang terjadi di periode terkait. Mungkin saat disepakai nilai bunga deposito terasa besar, tapi saat jatuh tempo tiba bisa jadi nilai tersebut merosot menjadi kecil.
Sederhananya, uang sejumlah 100 ribu pada beberapa tahun lalu mungkin terasa besar, cukup untuk membeli banyak barang. Namun, bagaimana dengan sekarang? Mulai terasa bahwa nilai 100 ribu mulai mengecil bukan? Hanya cukup untuk keperluan kecil bukan? Itulah sejatinya inflasi.
Berbeda dari deposito, emas dengan sisi fleksibelitasnya bisa menjadi instrumen investasi yang kebal inflasi, nih. Yang mana meski tengah terjadi inflasi, umumnya nilai emas cenderung naik dan tidak terpengaruh, lho.
Pada akhirnya, setiap pilihan instrumen investasi emas maupun deposito punya plus and minusnya sendiri, ya. Terlebih, keduanya juga sama-sama cocok untuk pemila. Yakni, dengan cara kerja yang mudah dipahami, risiko yang minim, peluang cuan yang cukup tinggi dan aman. Jadi, kamu tinggal memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhanmu, ya!