Plus Minus Investasi Deposito, Pilih Jangka Pendek atau Panjang?

Deposito menjadi instrumen investasi yang cukup digemari di kalangan masyarakat, nih. Bukan tanpa alasan, cara kerjanya yang mudah dipahami hingga minim risiko membuat deposito jadi instrumen investasi yang direkomendasikan buat pemula.
Sayangnya, di balik keuntungan yang ada, terselip sisi kekurangan dari instrumen deposito. Hal ini erat kaitannya dengan pemilihan jangka waktu dalam menaruh uang deposito. Apakah lebih baik mengambil deposito berjangka pendek? Atau justru lebih menguntungkan yang jangka panjang?
Langsung simak ulasan plus minus deposito berikut lengkap dengan pertimbangannya.
1. Cara kerja yang mudah dipahami

Salah satu keuntungan dari memilih deposito sebagai instrumen investasi ialah cara kerjanya yang mudah dipahami. Yakni, ketika kamu sebagai nasabah menaruh modal uang untuk deposito di bank dalam jangka waktu 1 tahun. Maka, pihak bank akan menyalurkan dana tersebut untuk mengutangi nasabah lainnya yang membutuhkan.
Tak sekadar memberi pinjaman uang, nasabah terkait harus membayarnya dengan nilai yang lebih besar. Nah, uang bayaran dari nasabah yang hutang tersebut akan menjadi bunga deposito yang nantinya dibagi hasil antara pihak bank sebagai penyalur dana dengan kamu pemilik deposito atau sebagai pemilik dana. Tentunya, dengan besaran bunga deposuto tertentu yang sesuai kesepakatan di awal, ya.
2. Minim risiko bagi pemula

Gak cuma cara kerjanya yang mudah dipahami, deposito juga minim risiko yang menjadikannya cocok buat pemula. Instrumen investasi yang satu ini berada di bawah naungan bank yang diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, bank juga wajib menjadi peserta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk menjamin dana deposito nasabah dari adanya risiko. Risiko apa yang dimaksud? Tentu hal ini berkaitan dengan hilangnya dana deposito yang ditanam. Jadi, pihak LPS memberikan jaminan sebebesar 2 miliar rupiah per nasabah per bank.
Tak hanya itu, deposito juga minim risiko akan kerugian jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, lho. Hal tersebut lantaran nilai deposito tidak dipengaruhi oleh pergerakan pasar modal. Keuntungan yang diperoleh murni dari bunga deposito yang telah disepakati bersama antara nasabah dengan pihak bank.
3. Deposito jangka pendek bunganya lebih kecil

Beralih ke kekurangan instrumen investasi deposito. Seperti yang kira ketahui bersama bahwa cara main deposito ialah semakin tinggi jangka waktu menaruh dana, maka makin tinggi pula bunga yang diperoleh.
Gak hanya itu, nilai uang yang ditanam juga turut memegaruhi bunga deposito. Yang mana semakin banyak modal uang yang ditanam, makin banyak pula bunga deposito yang didapatkan.
Jadi, ketika kamu hanya menaruh modal kecil dalam durasi waktu yang singkat, maupun modal besar dalam waktu singkat. Maka, risikonya bunga deposito yang akan diperoleh akan cukup kecil dibandingkan ditaruh dalam jangka waktu yang panjang.
Tidak bisa dipakai dalam jangka waktu terkait, tapi untungnya cukup kecil. Jadi, masih yakin ingin memilih jangka pendek? Pikirkan terlebih dahulu, ya.
4. Deposito jangka panjang rentan terkena inflasi

Menaruh deposito dalam jangka waktu panjang seperti 36 bulan dengan nominal modal yang besar juga belum tentu jaminan cuan, lho. Hal tersebut lantaran risiko inflasi yang mungkin terjadi.
Sederhananya, uang 10 ribu pada beberapa tahun lalu dengan sekarang, bisa lebih banyak buat jajan di masa kapan? Jelas saja di masa lalu, ya. Hal tersebut membuktikkan terjadinya inflasi.
Bisa jadi bunga deposito yang kamu hitung saat ini terasa besar. Tapi, saat waktunya tiba di 36 bulan atau 3 tahun kemudian nilainya jadi kecil lantaran terkena inflasi.
Jika modal besar dari depositomu itu kamu letakkan pada durasi 6 bulan diperpanjang lagi hingga durasi 36 bulan. Pikirmu hal tersebut bisa menghindari inflasi lantaran setiap 6 bulan bunga deposito biar cair, tak perlu menunggu 36 bulan.
Namun, nyatanya besaran bunga deposito 6 bulan sekali dengan rencana diperpanjang 6 kali ini nilainya lebih kecil. Ya, meski jika ditotal sama/sama berdurasi 36 bulan, nyatanya lebih besar bunga deposito yang langsung berani menaruh pada jangka 36 bulan.
5. Seiring waktu bunga deposito bisa berubah naik maupun turun

Poin terakhir ini bisa menajadi sebuah keuntungan maupun kerugian. Hal ini kaitannya dalam pihak bank sebagai pengelola dana deposito bisa merubah besaran bunga sewaktu-waktu, baik naik maupun turun.
Jika seiring waktu bunga deposito itu turun, tenang saja karena dana deposito yang sudah kamu taruh tidak terpengaruh, tetap pakai nilai bunga yang disepakati di awal. Namun, akan jadi rugi jika danamu terlanjur ditahan, sedangkan muncul aturan baru bahwa bunga deposito naik drastis.
Bunga yang kamu peroleh nantinya tidak bisa naik sesuai bunga terbaru, tetap ikut bunga deposito lama yang sudah disepakati, ya. Kecuali, jika kamu menaruh modal baru lagi, buka deposito baru, artinya bisa ikut bunga deposito dengan besaran terbaru yang ada di periode terkait.
Setelah menyimak ulasan di atas, apakah kamu mulai tercerahkan? Sudahkah memiliki pandangan untuk mengambil deposito berjangka pendek atau panjang? Semuanya ada pertimbangannya. Satu yang pasti, sebelum memilih deposito sebagai instrumen investasi, siapkan dana darurat jika butuh sewaktu-waktu, ya!