Ilustrasi Kredit. (IDN Times/Aditya Pratama)
Jahja pun kemudian memaparkan capaian penyaluran kredit BCA sepanjang tahun lalu. Dia menyatakan, penyaluran kredit baru di segmen korporasi tumbuh dua kali lipat dibandingkan level pra-pandemik.
Adapun segmen usaha kecil menengah (UKM) dan kredit kepemilikan rumah (KPR) juga mampu melebihi capaian pada 2019 silam.
Sejalan dengan hal tersebut, kredit korporasi naik 12,3 persen yoy mencapai Rp286,5 triliun pada Desember 2021 dan menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. Kemudian KPR yang menjadi kontributor tertinggi kedua ikut tumbuh 8,2 persen yoy menjadi Rp97,5 triliun.
Berikutnya, kredit komersial dan UKM juga mengalami kenaikan sebesar 4,8 persen yoy menjadi Rp195,8 triliun. Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4 persen yoy menjadi Rp36 triliun dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2 persen yoy menjadi Rp11,8 triliun.
Untuk total portofolio kredit konsumer naik 5,1 persen yoy menjadi Rp148,4 triliun.
Jahja menambahkan, pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.
Rasio loan at risk (LAR) turun ke 14,6 persen pada 2021, dibandingkan dengan 18,8 persen pada tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) terjaga pada level 2,2 persen didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.
"Kami mengapresiasi upaya pemerintah dan otoritas dalam mengendalikan pandemik serta memberikan paket stimulus, sebagai upaya menuju pemulihan perekonomian nasional. BCA turut mendukung momentum pemulihan dengan menyalurkan kredit ke berbagai sektor," kata Jahja.