Dukung Pelaksanaan PEN, OJK Gelar Bulan Inklusi Keuangan di Oktober

Terus edukasi masyarakat perihal literasi keuangan

Jakarta, IDN Times - Guna mempercepat pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90% pada 2024 sebagai bagian dari Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan kembali menggelar Bulan Inklusi Keuangan (BIK) pada Oktober 2021.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Tirta Segara, menjelaskan bahwa sejak 2016, BIK telah menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun. 

“BIK bertujuan mendukung pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diinisiasi pemerintah untuk meminimalisasi dampak pandemik COVID-19,” ujar Tirta dalam media briefing yang digelar secara daring melalui Zoom, Selasa (28/9/2021).

1. Terus edukasi masyarakat perihal literasi keuangan

Dukung Pelaksanaan PEN, OJK Gelar Bulan Inklusi Keuangan di OktoberIlustrasi pengaduan masalah keuangan di OJK. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Tirta mengungkapkan bahwa BIK 2021 akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia melalui kegiatan edukasi keuangan dan kampanye literasi keuangan baik melalui webinar maupun secara langsung dengan mempertimbangkan kebijakan daerah masing-masing terkait pandemik COVID-19.

“Karena masa pandemik ada pembatasan untuk mobilitas dan pertemuan fisik, kami switching untuk melakukan edukasi literasi keuangan yang awalnya face to face ke berbagai daerah, ke sekolah atau kelompok masyarakat, sekarang kita menggunakan mode virtual,” ujarnya.

Menurut Tirta, dengan menggunakan mode virtual, jangkauannya bisa sampai ke pelosok dengan efisien dan efektif. Sampai dengan semester ini saja, OJK sudah melakukan edukasi keuangan dengan 1.000 kegiatan, serta 295 konten materi yang disampaikan ke masyarakat.

“OJK pun sedang menyiapkan modul learning management system. Jadi, masyarakat bisa mengakses ke server OJK, ada modulnya, dan masyarakat bisa belajar keuangan secara mandiri,” tambahnya.

Baca Juga: Riset: Literasi Keuangan Generasi Muda Indonesia Masih Rendah

2. Berbagai acara yang akan digelar di BIK 2021

Dukung Pelaksanaan PEN, OJK Gelar Bulan Inklusi Keuangan di OktoberTangkapan layar Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Tirta Segara, dalam media briefing yang digelar secara daring, Jakarta, Selasa (28/9/2021). (Dok. Marwan Fitranansya)

Selain itu, OJK juga berencana melaksanakan pameran virtual FinXpo mulai 18 Oktober hingga 2 November 2021 yang dapat diakses melalui www.finexpo-bik2021.id.

“Pameran ini melibatkan kementerian dan lembaga pemerintahan serta Lembaga Jasa Keuangan (LJK) perbankan, pasar modal, pegadaian, perasuransian, perusahaan pembiayaan, dan pensiun, fintech peer to peer lending, dan e-commerce,” kata Tirta.

Ditambah lagi, OJK akan meminta Lembaga Jasa Keuangan (LJK) untuk membuat program khusus bagi produk atau layanan keuangan yang mereka tawarkan, seperti pemberian diskon, cashback, point, bonus, dan reward.

Tak hanya itu, OJK akan mengadakan business matching untuk memfasilitasi masyarakat dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan kredit atau pembiayaan dari LJK.

3. Targetkan 70% pelajar memiliki rekening di tahun 2021

Dukung Pelaksanaan PEN, OJK Gelar Bulan Inklusi Keuangan di Oktobersahabatpegadaian.com/Tabungan Emas

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Perbanas, Dana Afriza, mengatakan bahwa budaya menabung perlu ditingkatkan. Ia pun berujar budaya menabung jangan hanya sebatas pada slogan, tapi juga mendorong values-nya.

“Budaya menabung perlu ditanamkan pada diri sendiri, dan bisa dimulai dari mengajak keluarga sendiri. Hal itu juga penting untuk mendukung inklusi keuangan jangka panjang,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Tirta juga mengatakan bahwa OJK juga meningkatkan inklusi keuangan kepada para pelajar melalui program Kejar atau Satu Rekening Satu Pelajar. Ia pun menjelaskan target di tahun 2021 ini ialah sebanyak 70% pelajar memiliki tabungan. Kemudian di 2022 targetnya 80 persen pelajar sudah memiliki tabungan.

Adapun sampai saat ini jumlah pelajar yang ikut dalam program Kejar sudah mencapai 42 juta orang. Jumlah itu sudah mencapai 63 persen dari total pelajar di Indonesia.

"Program kejar ini kita dorong terus. Sekarang itu Kejar jumlahnya 42 juta, nominalnya Rp26,3 triliun dan jumlah pelajar yang menikmati sudah 63 persen dari total pelajar," pungkasnya. (WEB)

Baca Juga: 4 Keuntungan Menabung sejak Dini, Biar Gak Nyesel yuk!

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya