Salah satu nasabah PNM Mekaar (Dok. PNM)
Arief mengatakan, sebagai penyalur kredit bagi masyarakat kelas bawah, PNM memang harus memperbanyak sosialisasi terkait hak dan kewajiban nasabah.
“Jadi mungkin konten social engineering dalam PNM Mekaar bisa lebih banyak daripada nuansa bisnis komersialnya, pembiayaan,” ujar Arief.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Supari mengatakan nasabah PNM Mekaar merupakan masyarakat dengan kerentanan ekonomi paling tinggi. Sehingga, ada banyak faktor yang bisa memicu tensi saat penagihan angsuran kredit.
“Spektrum kerentanan terhadap faktor-faktor yang terkait dengan kerentanan ekonomi, itu di ultramikro sangat lebar. Nah kebetulan teman-teman di PNM Mekaar itu memang paling bawah, paling rentan. Maka kerentanana ekonomi akan menjadi pemicu terjadinya excess-excess yg terjadi di medsos,” kata Supari.
Oleh sebab itu, Holding Ultra Mikro terus menggenjot pemberdayaan untuk mencegah tindakan-tindakan yang tidak diinginkan dalam proses penagihan angsuran kredit PNM Mekaar.
“Maka pemberdayaan yang terus kita improve untuk semakin memahami hak dan kewajiban, dan seterusnya kita sampaikan di situ. Kemudian kami juga membangun di internal. Maka para AO Mekaar, para mantri itu kita bekali bagaimana semakin memiliki kapabilitas menagih dengan empati,” ucap Supari.