5 Cara Mengatasi Impulsive Buying buat para Millenials di Masa Pandemi

Yuk, pikir dahulu sebelum membeli! 

Pembelian impulsif merupakan sebuah perilaku yang cenderung melakukan pembelian barang atau jasa tanpa adanya perencanaan yang matang. Atau bisa juga disebut ‘membeli dadakan’ karena biasanya tergiur diskon, promo, barang edisi terbatas atau hanya sekadar ‘laper mata’.

Terlebih pada saat masa pandemi seperti sekarang ini, di mana orang banyak menghabiskan waktu di rumah sehingga meningkatkan pembelian barang melalui toko online.

Namun, ada lima cara yang bisa digunakan untuk menghindari impulsive buying agar kondisi keuanganmu tetap aman. Seperti apa?

1. Sebelum membeli pastikan sudah mempertimbangkan minimal 2 x 24 jam  

5 Cara Mengatasi Impulsive Buying buat para Millenials di Masa Pandemiunsplash.com/Bermix Studio

Ini adalah hal pertama yang harus kamu lakukan saat ingin sekali membeli sebuah barang. Yap, pikirkan secara matang, paling tidak dalam waktu dua hari. Jangan langsung membeli ketika melihat barang tersebut pertama kali.

Biasanya setelah berpikir cukup lama kamu akan menyadari apakah barang tersebut benar-benar kamu butuhkan atau tidak. Setelah berpikir dengan matang baru kamu putuskan apakah kamu akan lanjut membelinya atau tidak.

2. Minta pendapat teman, keluarga atau pasangan  

5 Cara Mengatasi Impulsive Buying buat para Millenials di Masa Pandemiunsplash.com/Eliott Reyna

Untuk menghindari impulsive buying yang kedua adalah dengan minta pendapat orang lain terlebih dahulu. Baik itu pendapat teman, keluarga, saudara atau pasanganmu. Mereka dapat memberi masukan secara netral dari sudut pandang lain.

Jadi, kamu tidak akan tergesa-gesa dalam memutuskan untuk membeli sebuah barang. Hal ini juga meminimalisir risiko kerugian dari sisi finansial.

Baca Juga: 5 Jurus Mengelola Keuangan Pribadi saat Pandemik Tidak Kunjung Usai

3. Lihat kamarmu apakah memiliki barang dengan kegunaan yang sama  

5 Cara Mengatasi Impulsive Buying buat para Millenials di Masa Pandemiunsplash.com/Jakob Owens

Mirip dengan gaya hidup minimalis, konsep ini bisa diaplikasikan untuk menghindari impulsive buying. Kamu boleh melihat barang di sekitarmu sebelum membeli barang baru.

Jika masih ada barang dengan kegunaan yang sama, maka lebih baik untuk menunda membeli barang baru. Selain baik untuk mengurangi pengeluaran, hal ini juga baik untuk mengurangi tumpukan barang di kamarmu.

4. Hitung pengeluaran tak terduga yang sudah dikeluarkan dalam sebulan terakhir

5 Cara Mengatasi Impulsive Buying buat para Millenials di Masa Pandemipexels.com/Lukas

Jangan terlena dengan diskon atau promo barang terbatas yang biasanya ditawarkan oleh toko. Secara logika mereka sedang berusaha untuk meningkatkan penjualan dengan konsep yang seolah-olah ‘jual rugi’.

Hal tersebut bisa meningkatkan rasio pembelian dari konsumen. Coba deh kamu lihat sudah berapa banyak pengeluaran tak terduga yang kamu keluarkan dalam sebulan terakhir. Bisa jadi kamu akan terkejut sendiri melihatnya.

5. Intip saldo tabungan apakah masih memiliki dana untuk kebutuhan darurat?  

5 Cara Mengatasi Impulsive Buying buat para Millenials di Masa Pandemiunsplash.com/Sharon Mccutcheo

Kalau ini adalah jurus terakhir yang bisa digunakan sebelum memutuskan untuk membeli barang. Pikirkan jangka panjang terhadap kondisi keuanganmu untuk memenuhi semua kebutuhan utama dan kebutuhan darurat yang mungkin terjadi.

Jangan sampai karena kamu membeli barang secara kalap, malah menyiksa dirimu karena kehabisan uang untuk melanjutkan hidup.

 

Sesekali sih boleh saja menginginkan sesuatu dan langsung membelinya, tetapi dengan pertimbangan yang matang akan lebih baik. Jangan sampai kamu menyesal kemudian ya!

Baca Juga: Seberapa Penting Sih Dana Darurat bagi Kaum Millennials?

It's Me, Sire Photo Verified Writer It's Me, Sire

A dusk chaser who loves to shout in the silence..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya