TMP Event (SC: Program Director TMP Event, Oktoberi Surbakti)
Ketika ditanya tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan di tengah pandemik, Oktoberi mengatakan bahwa salah satu yang terbesar yaitu berupa kurangnya keselarasan antara regulasi yang dibentuk pemerintah pusat dan daerah.
Sebagai contoh, katanya, di saat Kementerian Pariwisata memberikan izin untuk mengadakan konser di suatu daerah, justru pihak berwenang maupun pejabat daerah mempersulit perizinan sehingga membuat kelancaran proyek yang sedang dikerjakan EO-nya terkendala.
“Nah ini yang kadang menurut kita itu tuh belum sinkron antara pemerintah daerah, terus pihak kepolisian, sama pemerintah pusat nih. Itu yang jadi kendala buat temen-temen EO tuh yang kayak maju salah, mundur salah,” katanya.
“Karena kan kita terlalu banyak regulasi, ya. Kita mau ngikutin yang Kementerian Pariwisata, sebenarnya regulasinya cukup jelas, tapi kita mau coba adopt, tapi kan setiap daerah itu punya regulasi-regulasi sendiri, beda-beda gitu,” tambahnya.
Tantangan besar lain yang menghalangi EO-EO di indonesia, utamanya saat menggelar event online atau hybrid, menurutnya adalah ketidakmerataan akses ke internet di setiap daerah. Hal tersebut bukan hanya merugikan dari sisi bisnis, tapi juga dari sisi konsumen.
“Karena kan sinyal di Indonesia ini masih kurang kan, belum merata. Mungkin yang di Jakarta mereka bisa tangkapnya normal, tapi kan belum tentu yang di luar Jakarta ini masalah sinyal ini nih bisa mereka terima lancar. Tapi kalau secara sinyal dan pembangunan infrastruktur secara internet ini dibuat merata di Indonesia, ini cukup bisnis yang bagus untuk dunia hybrid,” jelasnya.
Saat membahas rencana bisnis kedepan, Oktoberi mengatakan apa yang telah dilakukan perusahaan saat ini, yaitu terjun ke dunia online, tentunya akan menjadi fokus perusahaan kedepannya. Ia menyebut bahwa meskipun pandemik telah berlalu dan kehidupan kembali normal, EO-nya tetap akan mengembangkan bisnis online dan hybrid yang sudah ditekuni sejak pandemik muncul.
“Dulu kan kita sebenarnya cuma offline event ya. Nah sekarang kedepannya itu kita pengen kuatin juga bisnis kita di online event karena kita sudah terlanjur belajar. Ketika nanti sudah balik ke normal pun kita nggak akan mau ninggalin online event, malah kita akan perkuat tuh secara teknologi dan digitalisasi si online event di bisnisnya kita,” ujar Oktoberi.
"Terus kedua kita mengembangin yang hybrid event, dimana kita akan kombinasikan konsep online dan yang offline-nya. Di mana penonton itu bisa datang ke event-nya, nah buat yang gak bisa datang ke event-nya bisa nonton secara online. Karena kita tahu nih online event ini nih borderless banget, tanpa batas jadi kalau kita bikin satu event festival musik yang besar di Jakarta, mereka juga bisa ngerasain dari daerah mereka masing-masing yang lain lewat online,” tambahnya.